Aksi Boikot Produk Perancis, Jeritan Pedagang Kecil Hingga Reaksi Kalangan Pengusaha
Aprindo mendukung sikap Pemerintah RI tegas mengecam pernyataan Presiden Perancis Emanuel Macron yang telah melukai perasaan umat Islam di dunia
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah merosotnya pendapatan imbas pandemi covid-19, munculnya isu boikot produk Perancis rupanya turut berimbas pada produk yang dimiliki brand asal Perancis.
Sari seorang pedagang minuman agua, mengaku dulunya bisa jual 2-3 dus aqua botol dan imbas boikot produk, sekarang sementara diganti yang lain, 1 dus pun nggak habis.
Sari bukan satu-satunya pedagang kecil yang bingung dengan aturan-aturan berjualan sejak pandemi, yang sekaligus dibuat lebih bingung lagi akibat seruan boikot produk Perancis yang ramai dalam 1 minggu terakhir ini.
"Saya jualan Aqua bertahun tahun karena itu produk halal dan disukai konsumen. =Nanti gara gara ribut ribut boikot kalau jualan lebih jelek gimana saya mau kasih makan anak di rumah?” kata Sari, pengusaha kecil di Bogor belum lama ini.
Kasno, pemilik warung sembako dan kebutuhan sehari-hari di kawasan Bojonggede ini juga mengeluhkan beberapa produk yang bisa susah didapatkan untuk warungnya.
“Yang mulai kerasa itu ya, karena air minum atau susu anak yang dibutuh sehari-hari. Biasanya kalau ada ribut ribut, nanti pedagang gede bisa mainin harga karena produk lagi susah didapat.
Selama ini susu SGM sama Aqua yang paling laku. Kalau nanti harganya dimainin gara gara isu boikot bisa repot jualan saya. Tapi sejauh ini yang mampir mau beli minuman tetap nyarinya Aqua dan ibu ibu pun masih beli susu SGM,” jelas Kasno.
Warung yang kebetulan berlokasi di pinggir jalan ini, selain menjadi tujuan warga sekitar membeli barang kebutuhan harian, memang kerap menjadi tempat persinggahan para pengendara motor, sekedar berhenti untuk membeli minuman.
Baca juga: Tanggapan Pengusaha Ritel Tentang Macron dan Aksi Boikot Produk Prancis di Indonesia
Isu tentang boikot produk Perancis, kata Kasno hanya bikin pedagang bingung dan resah.
“Itu produk Aqua, SGM semua kan buatan Indonesia dan bertahun tahun gak ada masalah karena memang produk yang sudah lama beredar. Sekarang udah lagi pandemi, malah banyak isu yang aneh aneh, bikin saya bingung. Tapi pelanggan sepertinya masih beli sih produk yang biasa mereka beli, termasuk produk kosmetik semua merek,” kata Kasno.
Produk-produk kosmetik yang katanya perusahaan Perancis juga mengalami dampak.
“Sebelumnya sabun cuci muka merek Garnier itu banyak yang beli, yang sachetnya. Kemarin masih ada yang nyari cuma nggak banyak. Ada juga yang biasanya pakai Garnier, tapi karena isu boikot, mau ganti ke merek lain tapi nggak ada yang sachet,” jelas Kasno.
Selain pedagang, beberapa ibu ibu juga menyuarakan keresahan mereka di sosial media. Banyak yang bingung dengan isu isu seruan boikot di sosial media.
“Ini musim pandemi, kata dokter anak anak butuh nutrisi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Lah kalau nanti boikat boikot itu biasanya pedagang sembunyikan produk, terus produk jadi langka dan harganya naik, gimana saya mau mengatur biaya hidup keluarga?” kata Ningsih, seorang ibu berusia 25 tahun yang tinggal di Cibubur.