Pengamat Nilai Tepat Pencopotan Kapolda Metro dan Kapolda Jabar Terkait Penegakan Protokol Kesehatan
Muradi menilai tepat pencopotan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujana.
Editor: Adi Suhendi
"Seperti enggak ada upaya membatasi, yang ada sebatas melokalisasi, tapi itupun mengambil ruang-ruang publik. Seharusnya yang dilakukan itu, melakukan upaya persuasif, datangi Habib Rizieq Shihab, kan enggak ada. Ketika mereka do something, efek do somethingnya itu yang enggak ada," katanya.
Dengan kondisi itu, wajar masyarakat jadi bertanya pada aparat keamanan.
Aksi dukungan pada Nikita Mirzani di Bundaran Hotel Indonesia dibubarkan, sedangkan kerumunan orang terkait Habib Rizieq Shihab dibiarkan.
"Jadi publik bertanya, ini polisi kok jadi kayak takut sama Habib Rizieq Shihab, enggak boleh itu. Harus ada langkah-langkah, kalaupun langkah itu tidak berhasil, karena kurang personel misalnya, dianggap tidak mampu."
"Ini terkesan enggak ada sama sekali. Negara kelihatan enggak bertaring, orang kan jadi marah. Harusnya aparat keamanan ke depan menghadapi situasi seperti ini, siapapun dia, kalau jadi (berkerumun), lo gw ambil (tangkap). Kalau enggak tegas repot," kata Muradi.
Seperti diketahui, dua jenderal yang menjabat Kapolda dicopot Kapolri.
Pencopotan itu diduga terkait kasus kerumunan orang di Megamendung dan Petamburan.
Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriady saat ditemui pada Sabtu (14/11/2020) di Jatinangor mengatakan, kegiatan di Megamendung berlangsung aman.
Namun, dia mengakui banyak pelanggaran protokol kesehatan dilakukan oleh massa.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Buntut Kerumunan Orang di Petamburan dan Megamendung, Dua Kapolda Dicopot, Begini Kata Muradi