Berkaca dari Kasus Ledakan di Beirut, Dankorbrimob Polri Siagakan Satuan KBR Gegana
Dankor Brimob Irjen Pol Anang Revandoko mengatakan penggunaan bahan berbahaya sangat berisiko disalahgunakan pihak tak bertanggungjawab.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korps Brimob Polri menggelar Focus Grup Discussion (FGD) terkait bahaya bahan Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir (KBRN), di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Diskusi digelar dalam rangka menyikapi banyaknya ancaman keamanan negara dengan menggunakan bahan kimia berbahaya.
Komandan Korps Brimob Polri (Dankor Brimob) Irjen Pol Anang Revandoko mengatakan penggunaan bahan berbahaya sangat berisiko disalahgunakan pihak tak bertanggungjawab maupun kecelakaan.
Tentu saja risiko-risiko tersebut perlu diantisipasi.
Menyikapi hal tersebut Korps Brimob Polri telah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana, dan prasarana dalam membangun budaya keamanan bahan-bahan Kimia, Biologi, Radioaktif dan Nuklir di Indonesia.
Baca juga: Pesan Wapres Maruf Amin dalam Peringatan HUT ke-75 Brimob: Jaga Eksistensi
“Penggunaan bahan berbahaya sangat berisiko untuk disalahgunakan maupun kecelakaan, sebagai contoh kejadian ledakan yang terjadi di kawasan pergudangan Kota Beirut, Libanon,” ucap Irjen Pol Anang Revandoko, dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/11/2020).
Irjen Anang menegaskan penggunaan bahan kimia berbahaya harus diawasi dengan ketat oleh pihak yang berwenang, salah satunya Satuan Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) Pasukan Gegana Korps Brimob Polri.
Satuan KBR ini telah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan berteknologi tinggi dalam mengatasi kasus bahan kimia berbahaya.
Baca juga: Bamsoet Terima Anugerah Warga Kehormatan Utama Korps Brimob
Saat ini, Satuan KBR telah bekerja sama dengan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam dan Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLIVEt) untuk mengantisipasi ancaman virus atau biologi.
Kerjasama tersebut meliputi pembinaan peningkatan pengetahuan dalam bentuk workshop dan diskusi maupun operasional.
BTKLPP memiliki sarana laboratorium pengujian sample darah untuk deteksi virus maupun agen biologi lainnya termasuk sarana untuk menguji kadar racun atau bahan berbahaya yang terkandung di dalam makanan maupun air.
Baca juga: Kapolri Idham Aziz Kenakan Seragam Loreng, Rayakan HUT Brimob ke-75
“FGD ini merupakan bentuk kepedulian Korps Brimob Polri dalam membangun budaya keamanan penggunaan bahan kimia, biologi, radioaktif dan nuklir agar dapat digunakan untuk kepentingan kemajuan kesejahteraan umat manusia,” katanya.
Irjen Anang menambahkan penanganan kejadian kimia, biologi, radioaktif dan nuklir diperlukan sinergitas seluruh kelembagaan dan instansi pemerintah agar dapat tercipta situasi yang kondusif di tengah-tengah masyarakat, sehingga tercipta iklim investasi di Indonesia.
Dengan digelarnya FGD ini, lanjutnya, seluruh instansi dan lembaga dapat bersinergi dan membangun budaya keamanan KBRN di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.