Irjen Napoleon Blak-blakan Kasus Djoko Tjandra: Merasa Dikorbankan, Terkait Bursa Kapolri dan Pidana
Terdakwa kasus korupsi dugaan penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte blak-blakan soal kasus yang menjeratnya.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
Napoleon juga membantah telah menerima uang suap Rp 6 miliat dari Tommy Sumardi.
"Itu tuduhan rekayasa yang dibuat oleh Tommy Sumardi," ujar dia.
Karena pengakuan penyerahan uang itu berasal dari Tommy, Napoleon meminta Tommy membuktikan tuduhan itu di pengadilan.
Napoeon menyebut ada keganjilan-keganjilan dengan tuduhan Tommy.
Aiman pun meminta Napoleon menyebutkan satu keganjilan itu.
Napoleon balik bertanya siapa orang yang mau mengorbankan diri masuk penjara kalau tidak memiliki kepentingan lebih besar.
"Anda merasa dikorbankan?," tanya Aiman.
"Ya. Saya kecewa," ujar Napoleon.
Aiman kemudian mendesak maksud dari pernyataan kepentingan yang lebih besar, misalnya bursa Kapolri.
Napoleon tidak menjawab gamblang.
"Mungkin saja (bursa kapolri). Mungkin bisa lebih dari itu. Bisa Jadi merupkan suatu pidana. Untuk menutupi suatu perbuatan pidana," ujar Napoleon.
Tetapi Napoleon kemudian enggan memberi penjelasan lebih lanjut soal pernyataanya itu dan meminta untuk melihat pembuktian di pengadilan.
Disinggung soal kesaksian mantan Sespri Napoleon, Fransiscus Ario Dumais, yang menyatakan Tommy Sumardi bertemu dengan Napolen dan Brigjen Prasetijo Utomo di ruangannya, Napoleon menyatakan pertemuan dengan Tommy bukanlah pelanggaran kode etik ataupun pidana.
"Mau 100 kali pun Tommy Sumardi ketemu saya di ruangan saya itu bukan pelanggaran kode etik apalagi pidana. Yang paling penting, krusial, apakah saya menerima uangnya atau tidak. Itu yang paling penting," ujar Napoleon.
Baca juga: Kubu Jenderal Napoleon: Uang 20 Ribu Dolar AS Itu Milik Istri Brigjen Prasetijo