Kisah Mayjen TNI Dudung Abdurachman Saat Kecil, Antar Koran dan Cari Kayu Bakar Sebelum ke Sekolah
Setelah ayahnya meninggal, Dudung harus membantu ekonomi keluarga dengan menjadi loper koran dan mengantar klepon dan pastel sebelum berangkat sekolah
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Ketika ditanya apakah punya cita-cita menjadi Kepala Staf Angkatan Darat atau Panglima TNI sebagai mana prajurit pada umumnya, Dudung menjawab dengan rendah hati.
Cita-citanya hanya menjadi prajurit yang baik.
Baca juga: Mayjen Dudung : yang Mengkritik Tidak Tahu Cerita Penurunan Baliho
"Ya kalau saya bercita-cita itu saya mau menjadi prajurit yang baik saja. Ke depan saya tidak pernah tahu akan seperti apa yang penting saya laksanakan tugas. Saya bukan berarti setelah ini saya ingin.. Oh tidak ada, angan-angan seperti itu," kata Dudung.
Dudung merasa bersyukur atas pencapaiannya saat ini.
Ia pun tidak lantas melupakan perjuangan hidupnya selama ini.
Begitupun dalam kehidupannya di dunia militer.
Ia mengaku telah bertugas di Timor Timur selama tujuh tahun dan ditugaskan di Daerah Operasi Militer Aceh.
"Dalam hidup saya ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada perjuangan. Yang ada di depanmu, yang ada di belakangmu, sekalipun yang ada di sekelilingmu itu tidak berarti apa-apa, dibanding dengan apa yang ada di dalam dirimu sendiri. Makanya kita banyak-banyak berusaha," kata Dudung.
Lantas, ia pun teringat dengan pesan ibunya.
"Kalau kita ingin berhasil kata Ibu saya, yang penting pertama, kita mengerti tujuan hidup itu untuk di akhirat nanti. Yang kedua kita mengasihi sesama manusia. Berpikir positif saja, harus hati yang baik, pikiran baik, ucapannya baik, dan tindakannya baik, maka dijaga ucapan itu," kata Dudung.