Munas MUI Akan Tentukan Pengganti Ma'ruf Amin, Juga Bahas Fatwa Vaksin Covid-19
Munas MUI membahas pemilihan kepengurusan baru dan ketua umum MUI pengganti KH Ma’ruf Amin, hingga pembahasan fatwa halal vaksin corona.
Editor: Choirul Arifin
Selain soal fatwa, selama Munas MUI juga akan membahas beberapa persoalan lain.
Salah satunya berkaitan dengan program kerja kepengurusan baru yang akan
memimpin MUI selama lima tahun ke depan.
Misalnya berkaitan dengan visi dan misi mengenai tugas MUI yang posisinya meski sebagai mitra tapi tetap bersikap kritis terhadap pemerintah.
"Mengenai program apa yang harus kita lakukan lima tahun ke depan, menyangkut visi misi MUI, yaitu mengenai masalah tugas MUI sebagai himayatul ummah dan sebagai sohibul ummah, yaitu pengayom, pengarah, dan pelayan umat, dan sebagai mitra kritis pemerintah."
"Inilah tujuan program yang jadi amanah bagi kepengurusan berikutnya,"
jelas Abdullah.
Setelah membahas program kerja, barulah kemudian ditentukan siapa jajaran ketua dan pimpinan Dewan Pertimbangan MUI yang baru.
Penentuan ini akan dilakukan dengan sistem pemilihan formatur.
"Lalu tim ini akan segera menyelenggarakan sidang untuk memilih kepemimpinan MUI untuk periode 2020-2025."
"Inilah bagian dari hal-hal yang akan dibahas dalam perjalanan Munas ke-10 MUI. Tentunya segala partisipasi dan bantuan dari segala pihak kami ucapkan terima kasih dan mudah-mudahan Munas ini dapat berjalan semestinya," ungkap dia.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi berharap Munas nanti dapat menghasilkan kesepakatan hingga produk yang dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara umum.
"Kami yakin Munas ini Insyaallah bisa mengeluarkan banyak kesepakatan, menghasilkan produk-produk bermanfaat bagi umat Islam dan bangsa Indonesia, yang saat ini masih terpapar oleh pandemi Covid-19,” ujar Muhyiddin.
”Ada pergeseran pengurus. Ada muka-muka baru yang menjadi amunisi
baru sebagai pelayan umat dan mitra loyalis dan kritis bagi pemerintah,” jelasnya.
Munas ke-10 MUI rencananya akan digelar pada 25-27 November mendatang. Munas yang bertema 'Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasatiyatul Islam, Pancasila serta UUD NRI 1945 secara Murni dan Konsekuen' itu akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Munas juga akan mengundang sejumlah menteri.
Muhyiddin menyebut, pada Munas nanti semua peserta harus mengikuti protokol kesehatan dengan melakukan tes swab.
Hal itu dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para peserta dalam keadaan baik.
”Karena MUI loyal terhadap negara dan agar lepas dari virus Covid-19,” ujarnya.(tribun network/rin/dod)