Waketum MUI Jelaskan Maksud Dakwah Merangkul Bukan Memukul
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas jelaskan masa depan MUI dalam berdakwah, sesuai dengan pidato Ketum MUI, KH. Miftahul Achyar.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas bicara soal masa depan MUI dalam hal tugas yakni berdakwah.
Hal itu mengacu kepada pidato Ketum MUI periode 2020-2025 KH. Miftahul Achyar yang menyebut MUI adalah mitra pemerintah.
"Dan dalam berdakwah itu caranya kata beliau adalah merangkul, bukan memukul," kata Anwar dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: MUI Tegaskan Azan Tidak Boleh Diubah Menjadi Ajakan Jihad
Dari pidato itu, Anwar mengatakan harus ada persepsi yang disamakan soal dakwah, yakni harus dibawa dan diarahkan kepada tegaknya kebaikan yang sesuai dengan alquran dan assunnah, serta akal sehat yang sudah tercerahkan dan dicerahkan oleh kedua sumber utama ajaran Islam .
"Dan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, segala sesuatu yang baik itu tentu haruslah diukur dari sejauh mana hal tersebut sesuai dengan falsafah bangsa kita Pancasila dan UUD 1945 serta UU dan peraturan yang tidak bertentangan dengan konstitusi tersebut," lanjut Anwar.
Baca juga: MUI Kritik Kebijakan Pemerintah Berikan Pelayanan E-Visa untuk Israel
Menurut Anwar, jajaran MUI harus memperhatikan dengan baik pidato Kiai Miftahul, karena di balik ucapan tersebut, ada satu tugas suci dan mulia yang harus dilaksanakan bersama, yaitu amar maruf nahi munkar.
"Artinya MUI harus bisa dan mampu menyuruh dan menggerakkan umat, rakyat banyak, dan para politisi serta pemerintah di negeri ini untuk menegakkan kebaikan dan kemaslahatan sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Di samping itu, MUI juga dituntut berani mencegah terjadinya perbuatan munkar yaitu segala sesuatu yang bertentangan dengan alquran dan assunnah serta segala sesuatu yang bertentangan dengan Pancasila dan ketentuan dari konstitusi yang ada.
" Terlihat secara jelas bahwa tugas MUI ke depan akan sangat berat karena MUI dituntut untuk selalu kritis tidak hanya terhadap kehidupan keagamaan yang ada, tapi juga terhadap kehidupan kebangsaan dan kenegaraan agar negeri ini aman tentram, damai, maju, adil dan beradab," lanjut Anwar.
Baca juga: Mengenal Sosok Kiai Haji Miftachul Akhyar, Ketua Umum MUI Periode 2020-2025
Untuk itu, MUI sesuai dengan slogannya yang ada selama ini sebagai shodiqul hukumah atau mitra pemerintah, kata Anwar, harus bisa menjadikan dirinya sebagai mitra pemerintah yang kritis.
"Di mana MUI harus mendukung pemerintah jika pemerintah itu benar, dan MUI harus berani mengingatkan dan meluruskan pemerintah jika pemerintah itu salah," pungkas Anwar