Soal Kasus Ekspor Benur, Hashim Djojohadikusumo Siap Berikan Keterangan Jika Dipanggil KPK
Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum keluarga Hashim, mengatakan KPK baru akan memanggil jika memang ditemukan bukti petunjuknya.
Penulis: Reza Deni
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo memastikan pihaknya akan menaati aturan jika KPK memanggilnya atau pihak-pihak terkait dalam hal dugaan kasus ekspor benur.
"Tentu, tentulah. Kalau diundang atau dipanggil kami akan penuhi karena tidak ada masalah," kata Hashim dalam konferensi pers di Cafe Jetski, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Baca juga: Namanya Selalu Dikaitkan dalam Ekspor Benih Lobster, Hashim: Saya Merasa Dihina dan Difitnah!
Di kesempatan yang sama, Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum keluarga Hashim, mengatakan KPK baru akan memanggil jika memang ditemukan bukti petunjuknya.
Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Hashim Peringatkan Kader Gerindra di Seluruh Indonesia
"Bukti petunjuk ikut bermain di bisnis ekspornya, ikut sebagai penyogok atau mengetahui, atau membantu penyogok. Sekarang bagaimana menyogok, izin ekspornya saja belum ada?" timpal Hotman
Hotman menyebut perusahaan Hashim belum memiliki izin ekspor benih lobster.
Hal ini untuk menjawab isu yang beredar bahwa PT Bima Sakti Mutiara ikut masuk dalam pusara kasus yang menimpa eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Edhy sendiri ditangkap KPK terkait dugaan kasus izin ekspor benur.
"Empat kelengkapan ekspor dia (Sarah) belum dapat artinya belum punya izin ekspor lengkap. Artinya belum pernah ekspor dan tidak pernah nyogok untuk dapatkan hal itu," kata Hotman.
Baca juga: Hashim: Prabowo Tidak Mau Terlibat Korupsi, Kontrak Rp 50 Triliun di Kemenhan Dia Batalkan
Adapun keempat kelengkapan tersebut yakni sertifikat budi daya lobster, sertifikat instalasi karantina ikan, cara pembibitan yang baik, dan surat penetapan waktu pengeluaran ekspor.
Hotman mengatakan, baik Hashim maupun Rahayu Saraswati sang anak yang notabenenya masih keluarga dengan Prabowo Subianto, bahkan sampai Edhy ditangkap belum mendapatkan empat kelengkapan tersebut.
Padahal, di satu sisi, ada perusahaan-perusahaan lain yang sudah mendapatkan izin. Jumlahnya bahkan disebut Hotman mencapai puluhan.
"Ini yang disesalkan dia (Sarah) sebagai ponakan Prabowo dapat diskriminasi. Ada 60 sudah dapat izin. Mereka oleh pengusaha jago lobi sudah dapat, tapi dia sampai hari ini, sampai ditangkap menterinya, izin ekspor belum ada," ujarnya.
Hotman mengatakan, Saras menginginkan perusahaannya mendapatkan izin tanpa ada lobi-lobi yang sifatnya transaksional.