Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rekam Jejak Teroris Zulkarnaen yang Ditangkap Densus: Bom Bali hingga Peledakan Rumah Dubes Filipina

Dijelaskan Ahmad, data dari tim Densus 88 mencatat Zulkarnaen pernah menjadi arsitek kerusuhan di Ambon, Ternate hingga Poso pada 1998 hingga 2000.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Rekam Jejak Teroris Zulkarnaen yang Ditangkap Densus: Bom Bali hingga Peledakan Rumah Dubes Filipina
IST
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI), Zulkarnaen (57) ternyata tak hanya berperan sebagai orang di balik yang menyembunyikan penerus dokter Azhari yaitu Upik Lawangan.

Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan pelaku diketahui juga memiliki rentetan kegiatan terorisme selama hidupnya. Apalagi dia dikenal sebagai pimpinan Askari Markziah.

Baca juga: Upaya Perlindungan Publik dari Ancaman Terorisme, BNPT Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional

"Yang pertama adalah pimpinan askari markziah JI. Yang merupakan pelatih akademi militer di Afghanistan selama 7 tahun," kata Kombes Ahmad di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (15/12/2020).

Dijelaskan Ahmad, data dari tim Densus 88 mencatat Zulkarnaen pernah menjadi arsitek kerusuhan di Ambon, Ternate hingga Poso pada 1998 hingga 2000.

Baca juga: Buronan Terduga Teroris Kasus Bom Bali I Ditangkap Tanpa Perlawanan di Lampung Timur

Selain itu, dia juga dikenal sebagai otak dari peledakan kediaman duta besar Filipina di Menteng pada tanggal 1 Agustus 2000. Tak hanya itu, dia juga otak peledakan gereja serentak pada malam Natal tahun 2000.

"Pada 2001 kasus bom Bali 1, tahun 2002 kasus bom mariot, tahun 2003 kasus bom Kedubes Australia 2004. Kasus bom Bali 2 tahun 2005 yang saat ini sudah menjadi DPO selama 18 tahun," jelasnya.

Hingga saat ini, pelaku sudah diamankan oleh tim densus 88.

Berita Rekomendasi

"Kami tegaskan beberapa hari yang lalu yang bersangkutan telah ditangkap oleh Densus 88," tandasnya.

Tim Densus 88 Anti Teror Polri sebelumnya menangkap terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI), Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin (57) pada Kamis (10/12/2020) lalu.

Kadiv Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono mengatakan terduga teroris itu ditangkap tanpa perlawanan di daerah Purbolinggo, Lampung Timur.

"Telah dilakukan penangkapan tanpa perlawanan terhadap tersangka (DPO) pada Hari Kamis tanggal 10 Desember 2020, pukul 19.30 WIB yang beralamat di Gg Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung," kata Irjen Argo saat dikonfirmasi, Sabtu (12/12/2020).

Ia mengatakan Zulkarnaen diketahui terlibat di dalam sejumlah aksi terorisme sejak 2001 lalu. Menurut Argo, dia merupakan buronan yang terkait dalam kasus bom Bali I pada 2001 lalu.

"Keterlibatan DPO terkait Bom Bali I tahun 2001," ungkapnya.

Tak hanya itu, dia juga merupakan orang yang diduga ikut menyembunyikan penerus Dokter Azhari yaitu TB alias Upik Lawangan yang ditangkap di Lampung pada 23 November 2020 lalu.

"Dia menyembunyikan DPO atas nama Udin alias Upik Lawangan alias Taufik Bulaga," jelasnya.

Dalam kasus ini, pihaknya tengah melakukan sejumlah penggeledahan di tempat tinggal Zulkarnaen. Hingga saat ini, tersangka masih menjalani pemeriksaan oleh Polri.

DPR: Antisipasi Jaringan Terorisme di Sumatera

Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta aparat Kepolisian khususnya Polda Lampung untuk melakukan antisipasi pergeseran pergerakan jaringan terorisme dari wilayah Pulau Jawa ke Sumatera. 

Azis menjelaskan maraknya penangkapan terorisme dan terungkapnya 4000 kotak amal yang tersebar di wilayah Lampung untuk pendanaan dan pelatihan Jaringan Terorisme di berbagai minimarket dan menjadi salah satu bukti nyata ancaman terorisme di wilayah Sumatera.

"Kepolisian harus dapat mendeteksi dini serta bertindak cepat dan tepat untuk mendata dan menangkap para pelaku dan mencegah tumbuhnya sel sel baru yang diduga jaringan terorisme," kata Azis kepada wartawan, Senin (14/12/2020).

Mantan Ketua Komisi III DPR itu mendesak, agar aparat keamanan dapat memperketat pintu masuk lalu lintas masuk orang dan barang yang menghubungkan setiap provinsi baik darat, laut dan udara demi terciptanya situasi.

Serta kondisi yang kondusif menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Aparat keamanan harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, terutama pada masyarakat non muslim yang ingin melakukan ibadah serta perayaan natal dan tahun baru nantinya," ucapnya.

"Jangan sampai aparat keamanan kecolongan dan terjadi sebuah hal yang kita tidak harapkan di akhir tahun 2020 ini," pungkas Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas