Suara Bising Bebek untuk Kamuflase Upik Lawanga Saat Menguji Senjata Agar Tak Diketahui Warga
Bungker itu sengaja digenangi air untuk kepentingan tersangka menguji senjata yang telah dirakit.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
Penemuan barang bukti tersebut tidak mengejutkan karena Upik memang dikenal sebagai ahli perakit senjata api. Upik adalah anggota Jamaah Islamiyah yang menjadi dalang dari beberapa aksi teror, seperti Bom Bali, Bom Tentena, dan sejumlah aksi mulai dari 2004-2006.
Menurut Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Upik Lawanga di kalangan Jamaah Islamiyah dijuluki dengan sebutan "profesor".
"Tersangka Upik Lawanga ini sangat ahli dalam merakit senjata dan membuat bom berdaya ledak tinggi," kata Pandra.
Baca juga: Akal Teroris JI Upik Lawanga Sembunyikan Aksinya Rakit Bom, Manfaatkan Bebek hingga Buat Bungker
Pandra menambahkan, tersangka juga sangat lihai dalam menutupi jejak dan aktivitasnya, yakni menyamarkan dengan memelihara bebek.
"Suara bising hewan peliharaan ini menjadi kamuflase saat tersangka merakit senjata ataupun menguji senjata," kata Pandra.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono sebelumnya menyebut keseharian Upik Lawanga selama di Lampung memang dikenal sebagai penjual bebek.
Pelaku juga kerap berpindah tempat sebelum ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri.
"Untuk Upik Lawanga ini dia pindah-pindah dalam bersembunyi. Kemarin di Lampung dia jualan bebek. Bisa mengumpulkan uang, dibelikan rumah," kata Argo dalam keterangannya, Jumat (18/12/2020).
Warga di sekitar kediaman Upik Lawanga sebenarnya sudah pernah melihat foto Upik di poster daftar pencarian orang (DPO).
Namun warga tidak melapor karena nama yang tertera di poster itu berbeda dengan nama yang mereka kenal.
"Jadi disangka hanya mirip wajah saja," kata Kombes Ahmad Ramadhan di rumah tersangka, Kampung Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.
Ahmad menambahkan, di poster DPO itu tertera nama Taufik Bulaga alias Upik Lawanga. Sedangkan di Kampung Sri Bawono itu Upik dikenal dengan nama Safrudin.
"Julukannya Udin Bebek, karena dia memelihara bebek dan menjual bebek potong," kata Ahmad.
Baca juga: 14 Tahun Buron Upik Lawanga dan Keluarga Hidup dari Dana Jaringan Jamaah Islamiyah Rp 500 Ribu/Bulan
Kepala Kampung Sri Bawono, Eko Widodo mengatakan, tidak ada kecurigaan warganya yang ternyata buronan kasus terorisme.