Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil KH Yahya Cholil Staquf, Tokoh NU Asal Rembang

Salah satu nama yang dikabarkan bakal menjadi menteri adalah KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya Staquf.

Penulis: Daryono
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Profil KH Yahya Cholil Staquf, Tokoh NU Asal Rembang
Kompas.com/Slamet Priyatin
Khatib Syuriah PBNU, Yahya Cholil Staquf 

Ayahnya merupakan tokoh NU sekaligus salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri. 

Ibunya bernama Muchisnah. 

KH Yahya Cholil Staquf juga merupakan keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Soal pendidikan, KH Yahya Cholil Staquf mendapatkan pendidikan formal di pesantren. 

Ia pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta. 

Pendidikannya berlanjut di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, KH. Yahya Cholil Staquf pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Rais Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan pemimpin Katolik Paus Fransiskus
Rais Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf bertemu dengan pemimpin Katolik Paus Fransiskus (Istimewa)
Berita Rekomendasi

Jubir Gus Dur hingga Watimpres

Nama KH. Yahya Cholil Staquf mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. 

Pada tahun 2014, KH. Yahya Cholil Staquf menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat, yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Baca juga: PP Bamusi Instruksikan Seluruh Kader Doakan Kesembuhan KH Said Aqil Siradj

Pada 2015, KH. Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

KH. Yahya Cholil Staquf semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.

Jabatan itu hanya ia emban setahun, hingga 2019. 

(Tribunnews.com/Daryono) (Tribunnewswiki) (Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas