Kaleidoskop April 2020: Isu Penolakan Jenazah Covid-19 hingga Penimbun Masker Rugi Miliaran Rupiah
Simak beberapa isu dan peristiwa penting yang terjadi selama bulan April 2020. TikTok sumbangkan Rp 100 Miliar untuk bantu penanganan Covid-19
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Tiara Shelavie
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menanggapi adanya penolakan terhadap jenazah yang terpapar virus corona untuk dimakamkan di sejumlah daerah di Indonesia.
Ia menjelaskan dalam syariat sesama umat Islam harus menghormati jenazah yang seiman dengannya.
Karena itu prosedur pemakaman yang dilalui harus sesuai dengan syariat Islam seperti, dimandikan, dikafani dan dimakamkan.
"Syariat islam telah mewajibkan kepada kita umat Islam harus menghorati jenazah sesama umat islam. Maka siapapun jenazah yang beragama Islam harus kita tangani dengan penuh agama."
"Dimandikan yang suci, dikafani dengan syarat-syarat tertentu kemudian dikubur dengan penuh penghormatan dan penghargaan," ujarnya dilansir melalui akun Instagram resmi NU @nahdlatululama pada Rabu (1/4/2020).
Terkait adanya penolakan jenazah virus corona atau Covid-19 dibeberapa daerah, Said Aqil Siradj menegaskan kalau umat Islam tidak boleh meremehkan atau menghina jenazah.
5. Penimbun Masker Rugi Miliaran Rupiah
Dalam beberapa hari terakhir ini harga masker di pasaran kabarnya terus menurun.
Seiring dengan permintaan masker yang juga mulai terus berkurang.
Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Hakim, Ph.D menyampaikan beberapa faktor turunnya harga masker bedah di pasaran.
Lukman menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga adalah impor masker yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."
"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," kata Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).
Lukman juga mengatakan anjuran memakai masker kain juga berpengaruh pada turunnya harga.
Bahkan, kata Lukman, anjuran tersebut membuat peluang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah masyarakat.
(Tribunnews.com/Mohay/Maliana)