Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Seaglider, Benda yang Dikira Rudal Mata-mata China oleh Netizen, Ini Penjelasan KSAL

Untuk memastikan hal itu, benda itu kemudian diteliti di Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Hidrosal).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mengenal Seaglider, Benda yang Dikira Rudal Mata-mata China oleh Netizen, Ini Penjelasan KSAL
Istimewa
Benda mirip rudal ditemukan seorang nelayan di Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar. 

Setelah mengumpulkan data kelautan di dasar laut alat tersebut, kata Yudo, bisa bergerak ke permukaan untuk mengirimkan data ke satelit.

Kemudian pengendali di darat bisa mengambil data dari satelit tersebut.

"Bisa melayang, muncul, ini bisa berjalan lama. Bisa sampai dua tahun. Tapi setiap saat mereka muncul memberikan data, kemuidan diisi lagi. Ini datanya langsung masuk ke satelit lalu ke satuan pengendali di darat," kata Yudo.

Dicari pemiliknya

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberi waktu satu bulan kepada jajarannya dalam hal ini Pusat Hidrologi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) mengungkap data dan pemilik sea glider yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerat pada Sabtu (26/12/2020) lalu. 

Yudo berharap di jajarannya dapat mengungkap di antaranya ke mana saja alat tersebut dan data lain di dalamnya. 

Untuk itu, ia berharap pihaknya bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mengungkap hal tersebut. 

Berita Rekomendasi

"Saya beri waktu satu bulan Pak Kapushidrosal untuk bisa menentukan atau membuka hasilnya biar ada kepastian," kata Yudo. 

Meski mengatakan hingga saat ini pihaknya belum membuka komunikasi dengan negara lain terkait dengan temuan sea glider tersebut, namun demikian Yudo yakin negara lain telah mengetahui pemilik alat yang pada umumnya digunakan untuk riset kelautan dan hidro-oseanografi tersebut. 

Ia pun mengungkapkan pihaknya masih menunggu pihak yang mengakui sebagai pemilik dari sea glider tersebut.

"Tentunya nanti kita tunggu, apakah ada melalui Kemlu yang mengklaim ini. Tapi karena ini berada dan kita temukan di perairan teritorial kita, sehingga menjadi tanggungjawab kita. Kita kembangkan untuk riset atau kita hancurkan, ini kewenangannya kita karena berada di laut teritorial kita," kata Yudo.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com/Kompas TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas