Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Seaglider, Benda yang Dikira Rudal Mata-mata China oleh Netizen, Ini Penjelasan KSAL

Untuk memastikan hal itu, benda itu kemudian diteliti di Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Hidrosal).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mengenal Seaglider, Benda yang Dikira Rudal Mata-mata China oleh Netizen, Ini Penjelasan KSAL
Istimewa
Benda mirip rudal ditemukan seorang nelayan di Pulau Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar. 

Yudo mengatakan, di bodi seaglider tersebut, terdapat instrumen mirip kamera.

Adapun seluruh kerangka seaglider ini terbuat dari aluminium.

Dari pemeriksaan sementara, Yudo memastikan, bahwa tidak ada ciri-ciri tulisan yang menjadi penanda negara pembuat.

Termasuk drone itu tidak menandakan negara pembuat asal China.

"Tidak ditemukan ciri-ciri tulisan negara pembuat," kata dia. 

"Jadi tidak ada tulisan apa pun di sini. Kami tidak rekayasa, bahwa yang kami temukan seperti itu masih persis seperti yang ditemukan nelayan tersebut kita bawa ke sini (Jakarta)," kata KSAL. 

Disebut drone mata-mata milik China

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, penemuan drone mata-mata diduga milik China yang ditemukan di perairan Indonesia ramai ditafsirkan oleh publik dan netizen di media sosial termasuk juga para politikus Indonesia.

Benda asing tersebut ditemukan oleh nelayan di Kepulauan Selayar, wilayah perairan Sulawesi Selatan.

Yudo Margono memastikan benda mirip rudal yang ditemjkan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu adalah seaglider.

Yudo menjelaskan seaglider merupakan alat yang umumnya digunakan untuk penelitian kelautan.

Pada umumnya, kata Yudo, alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

"Sea glider ini dapat bertahan sampai dua tahun beroperasi di laut. Jadi alat ini juga bisa berjalan mengikuti arah arus karena di sini ada kemudinya, yang bisa mengikuti arah arus. Jadi bisa tenggelam, mengumpulkan data, data altimetri tentunya, kemudian arah arus, juga kedalaman, data-data tentang altimetri laut," kata Yudo seperti mengutip Tribunnews.com.

Alat tersebut, kata Yudo, biasanya diluncurkan dari kapal atas permukaan dan dapat menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan data kelautan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas