Bikin Resah, Penjudi di Medan Kalang Kabut Setelah Lapaknya Dihancurkan Emak-emak
Tiba di lokasi, puluhan emak-emak langsung menghancurkan tempat perjudian seperti tembak ikan dan judi ketangkasan lainnya di Medan Labuan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Praktik perjudian di Medan Labuan, Kota Medan, Sumatera Utara, membuat warga setempat kesal. Kekesalan warga dilampiaskan oleh aksi puluhan emak-emak menyerbu lapak judi tersebut dan membuat pejudinya kalang kabut.
Tiba di lokasi, puluhan emak-emak langsung menghancurkan tempat perjudian seperti judi tembak ikan dan judi ketangkasan lainnya.
Aksi ini viral setelah seorang di antaranya merekam kegiatan tersebut dan mempostingnya di sosial media khususnya Facebook.
Kepala Lingkungan 10 Medan Labuhan, Nurbaiti yang dikonfirmasi Tribun-Medan.com melalui sambungan telepon mengatakan bahwa aksi ibu-ibu tersebut benar terjadi.
"Jadi aksi ini dimulai dari lingkungan 12, 11 dan 10. Jadi tidak di lingkungan kita saja," ujarnya.
Diungkapkannya, penyebab kemarahan ibu-ibu dan kemudian menghancurkan tempat perjudian tembak ikan tidak lain karena sudah resah dengan aktivitas perjudian tanpa ada penindakan tegas dari polisi setempat.
Baca juga: Chord Gitar Sampai Akhir - Judika, Kunci dari C: Selama Nafasku Masih Berdetak
"Warga sudah sangat resah sekali dengan permainan judi tembak ikan membuka aktivitas 24 jam.
Mereka juga khawatir bila suami dan anaknya bermain judi tembak ikan.
Oleh karenanya, para ibu-ibu mendatangi, kemudian menghancurkan mesin permainannya," ungkapnya.
Sebelumnya, katanya, pihaknya bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa dan kelurahan sudah menyurati untuk ditutup lokasi perjudian itu.
"Kami sebelumnya sudah menyurati itu. Namun mereka tetap membandel dan buka," ucapnya, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Nenek 60 Tahun Ditangkap Polisi Gara-gara Terlibat Judi Togel, Ngaku Kesulitan Ekonomi
Saat disinggung apakah pemilik lokasi judi tersebut merupakan warga setempat.
Hal tersebut dibantah oleh Nurbaiti yang mana ia menyebutkan bahwa pemilik judi ketangkasan itu bukan warganya.
"Bukan warga kami. Mereka itu menyewa di sana. Masuk (pindah) tidak ada pemberitahuan ke kami.