Potensi Bencana Hidrometeorologi Januari-Februari 2021, BMKG Rilis Wilayah Waspada Banjir
BMKG merilis wilayah waspada banjir terkait potensi bencana hidrometeorologi memasuki puncak musim hujan pada Januari-Februari 2021.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Memasuki puncak musim hujan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.
Sudah diprediksi sejak Oktober 2020 lalu, BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki puncak musim hujan pada bulan Januari saat ini, hingga Februari 2021 mendatang.
"Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan ini," terang Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Sabtu (23/1/2021), dikutip Tribunnews dari bmkg.go.id.
Perlu diketahui, wilayah yang memasuki puncak musim hujan adalah sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Temggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian selatan Papua.
Memasuki puncak musim hujan, peristiwa cuaca ekstrem berpotensi sering kali terjadi, mulai curah hujan lebat hingga sangat lebat.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Rabu 27 Januari 2021, BMKG: 25 Daerah Berpotensi Hujan Lebat
Baca juga: BMKG Prakiraan Cuaca di 33 Kota Selasa, 26 Januari 2021: Mamuju Berpotensi Hujan Lebat Malam Hari
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan, peningkatan curah hujan dipicu fenomena dan/atau gangguan skala iklim.
Selain itu, perubahan iklim juga memberikan pengaruh.
Lebih lanjut, Guswanto menyebutkan, meski curah hujan sedang, masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi karena memasuki puncak musim hujan,
Meski begitu, potensi bencana hidrometeorologi juga dipengaruhi daya dukung atau faktor lingkungan.
"Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi."
"Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespons kondisi curah hujan," terang dia.
Sebagai contoh, jika terjadi banjir bandang, hal ini terjadi karena adanya tumpukan endapan longsor yang masuk ke lembah sungai.
Juga sisa-sisa penebangan pohon di bagian hulu yang bisa menahan atau membendung air.
Jika hujan terus mengguyur, alirannya akan menjebol tumpukan endapan longsor dan ranting kayu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.