Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Kudeta Partai Demokrat, Pengamat Sebut Ada Upaya Eksploitasi dan Minta Jokowi Tegur Moeldoko

Munculnya nama Moeldoko dipertanyakan karena masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan minta Jokowi memberi teguran.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Isu Kudeta Partai Demokrat, Pengamat Sebut Ada Upaya Eksploitasi dan Minta Jokowi Tegur Moeldoko
TRIBUNNEWS Ilham Rian Pratama / KOMPAS.com Haryanti Puspa Sari
AHY dan Moeldoko. Tanggapan pengamat terkait isu kudeta partai Demokrat. 

"Kalau misalnya pemilih Gerindra lari ke Demokrat bisa jadi kekuatan utama. Tidak ada salahnya Partai Demokrat mengeksploitasi isu ini," katanya.

Menurutnya, Jokowi harus melakukan tindakan atas isu yang beredar dan melibatkan pejabat Istana.

"Pak Jokowi harus menjawab problem etik karena ada kemungkinan orang terdekatnya yang bisa jadi secara normatif melanggar pakem. Minimal menegur."

"Kalau jadi terbuka itu tamparan buat Moeldoko. Bagaimanapun kejadian ini melibatkan orang terdekatnya," ungkap pria 43 tahun ini.

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, menjawab tudingan adanya orang Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Moeldoko menjelaskan permasalan ini tidak melibatkan Istana maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya tudingan yang diungkapkan AHY ke Istana salah sasaran karena Presiden Jokowi tidak mengetahui permasalahan ini.

Berita Rekomendasi

"Jangan dikit-dikit istana dalam hal ini saya mengingatkan dan jangan ganggu pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu apa-apa," ujar Moeldoko, Senin (1/2/2021) malam, dilansir YouTube Kompas TV.

Ia mengungkapkan masalah ini merupakan masalah pribadinya bukan Istana.

"Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan KSP," tegasnya.

Mantan Panglima TNI ini menjelaskan dugaan kronologi dirinya bisa dituding ingin mengkudeta partai Demokrat.

"Jadi ceritanya begini, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI tapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun."

"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong kita terima. Konteksnya apa saya tidak mengerti. Pada curhat tentang situasi yang terjadi, saya dengarin," ungkap pria kelahiran Kediri ini.

Moeldoko merasa prihatin setelah mendengar penjelasan terkait kondisi partai Demokrat terkini.

"Saya prihatin dengan situasi itu karena saya bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.

(Tribunnews.com/Mohay)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas