Marzuki Alie Sebut AHY Cengeng dan Tak Punya Etika Terkait Tudingan Kudeta Demokrat
Marzuki Alie menyebut AHY sebagai sosok pemimpin cengeng dan tak punya etika terkait tudingan rencana kudeta Demokrat.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
"Kalau AHY nuduh saya tidak bisa buktikan, dia mundur dari Ketua Umum, kalau dia nyebut nama saya," ujarnya.
"Pak Syaief Hasan itu nyebut nama saya, buktikan, kalau saya tidak terlibat, mundur dia dari Demokrat," tambah dia.
Dikutip dari Kompas.com, nama Marzuki Alie disebut politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Selain Marzuki, Rachland menyebut tiga nama lainnya, yakni Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal.
"Marzuki Alie, Jhoni Allen, Nazaruddin, dan Darmizal," ungkap Rachland lewat pesan singkat, Selasa.
Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, juga menyebut nama lainnya yang diduga terlibat, yakni Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," beber Herzaky dalam keterangan tertulis, Senin (1/2/2021).
Baca juga: Eks Wasekjen Sebut Moeldoko Figur yang Pas Pimpin Partai Demokrat
Baca juga: Politikus Demokrat: Moeldoko Bikin Kartu Anggota Dulu, Jangan Tiba-tiba Ingin Jadi Ketua Umum
Adanya rencana kudeta terhadap Demokrat ini pertama kali diungkap AHY dalam konferensi pers di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, AHY mengatakan ada lima sosok yang terlibat dalam gerakan kudeta Demokrat.
Mereka adalah satu kader aktif, satu kader yang sudah enam tahun tak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan karena kasus korupsi, satu kader yang telah keluar tiga tahun lalu, dan satu nonkader yang merupakan pejabat tinggi pemerintahan.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Seno Tri Sulistiyono, Kompas.com/Ardito Ramadhan)