Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Raya Nyepi, Jokowi Ajak Masyarakat Meluruhkan Amarah hingga Rasa Dengki

Presiden Jokowi menyampaikan ucapan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 kepada seluruh umat Hindu yang jatuh pada Minggu (14/3/2021).

Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hari Raya Nyepi, Jokowi Ajak Masyarakat Meluruhkan Amarah hingga Rasa Dengki
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi 

Momentum ini adalah bentuk penyucian antara Buana Alit atau manusia dengan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).

Puluhan Umat Hindu dengan mengenakan pakaian adat seba putih dan alat pelindung diri sepeti masker melaksanakan rangkaian upacara Nyepi Melasti di Pantai Marina Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/3/21). Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri menyambut Hari Raya Nyepi. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Puluhan Umat Hindu dengan mengenakan pakaian adat seba putih dan alat pelindung diri sepeti masker melaksanakan rangkaian upacara Nyepi Melasti di Pantai Marina Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/3/21). Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri menyambut Hari Raya Nyepi. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Baca juga: 1.115 Narapidana Hindu Terima Remisi Khusus Hari Raya Nyepi 2021

Baca juga: Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi Saka 1943, Minggu 14 Maret 2021 dalam Bahasa Bali & Inggris

Sejarah Nyepi

Hari Raya Nyepi merupakan hari raya yang dilaksanakan sehari setelah Tileming Sasih Kesanga setiap tahunnya.

Dikutip dari Kompas.com, sejarah mencatat India merupakan tempat berkembang dan lahirnya tahun saka.

Suku-suku bangsa tersebut seperti Saka (Scythia), Pahlawa (Parthia), Yueh-chi, Yawana, dan Malawa.

Mereka berkeinginan saling menundukkan satu sama lain dan silih berganti dapat menguasai.

Ketika Suku Saka mengalami masa jaya dan digdaya, mereka mampu menundukan suku-suku bangsa lainnya.

Berita Rekomendasi

Suku bangsa Saka adalah suku bangsa pengembara yang terkenal dengan ramah dan riang dalam menghadapi tantangan hidup.

Suatu saat suku bangsa Saka terdesak oleh suku-suku lain. Kemudian suku bangsa Saka membuat strategi baru dari perjuangan politik dan militer menjadi kebudayaan.

Kebudayaan yang tinggi benar-benar memasyarakatkan dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada 78 masehi, seorang dari Dinasti Kusana bernama Raja Kaniska naik tahta.

Raja Kaniska merupakan raja yang bijaksana.


Pada hari Minma tanggal 21 Maret 79, Purnama Waisak kebetulan gerhana bulan menetapkan panchanga atau kalender sistem Saka.

Itu untuk mengenal kejayaan dari hari tahunan Saka dan merupakan tonggak sejarah yang mampu menutup permusuhan terjadi antara suku-suku.

Masuknya agama dan kebudayaan Hindu membawa perubahan yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia terkena pengaruhnya dan menerima Hari Raya Nyepi sebagai Tahun Baru Saka.

(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi) (Kompas.com/Imam Rosidin/Ari Welianto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas