Elektabilitas Anies Baswedan Kian Moncer, Kini Rajin Blusukan: ke Warung Makan hingga Tempat Ibadah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mulai berinteraksi dengan cara blusukan ke warung-warung yang ada di Ibu Kota.
Editor: Malvyandie Haryadi
Pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut adalah "Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Anda pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?".
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dari 17 nama yang disodorkan, Anies mendapat suara tertinggi yakni 15,2 persen.
Sedangkan pada peringkat kedua, kata Burhanuddin jatuh pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan perolehan 13,7 persen.
Kalau ditanya kepada anak muda 17 nama, yang paling tinggi meskipun dalam kisaran margin of error, kata Burhanuddin, secara umum tidak ada nama yang dominan.
Nama-nama yang meraih suara di bawah dua persen, kata Burhanuddin, di antaranya Erick Tohir, Tito Karnavian, Puan Maharani, Gatot Nurmantyo, Khofifah Indar Parawansa, KH Ma'ruf Amin, Budi Gunawan, Bambang Soesatyo, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk Suara Anak Muda Terhadap Isu-Isu Sosial Politik Bangsa secara virtual pada Minggu (21/3/2021).
"Tetapi di antara 17 nama, yang paling tinggi secara absolut itu Anies Baswedan di angka 15, 2 persen. Ganjar 13,7 persen. Bedanya tidak signifikan. Ridwan Kamil 10,2 persen. Sandiaga Uno 9,8 persen. Pak Prabowo 9,5 persen, AHY 4,1 persen. Yang lain di bawah dua persen," kata Burhanuddin.
Pujian dari PKS
Terkait Nama Anies Baswedan mendapat suara terbanyak dari beberapa nama pejabat lain yang disodorkan, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera memberi pujiannya.
Menurutnya, pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024, para pemilih akan lebih banyak digandrungi kaum muda.
Hal itu ia ungkapkan lewat cuitan, @MardaniAliSera, Senin (22/3/2021).
"Bravo Mas @aniesbaswedan karena di 2024 hampir 40% pemilih masuk kategori anak muda," tulisnya.
Ia mengimbau Anies untuk tetap menjaga komunikasi dengan kalangan anak muda.
Hal itu karena tahun 2020 tak akan ada momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Tantangan kian besar apalagi dengan peluang tidak adanya Pilkada di 2022 ini."
"Mesti terus mampu berkomunikasi gagasan dengan anak muda karena 2024 memang eranya anak muda," tambahnya.