Presiden Jokowi: Jadikan Peringatan Nyepi Momentum Introspeksi dan Jaga Keharmonisan
Presiden juga berterima kasih atas pelaksanaan rangkaian peringatan Hari Suci Nyepi yang tetap menerapkan protokol kesehatan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada peringatan Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan selamat berhari raya bagi segenap umat Hindu di Tanah Air.
Presiden juga berterima kasih atas pelaksanaan rangkaian peringatan Hari Suci Nyepi yang tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Atas nama pemerintah dan pribadi, saya menyampaikan selamat Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1943 kepada umat Hindu di seluruh Tanah Air Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (27/3/2021).
Baca juga: Dewa Budjana Rayakan Nyepi, Unggah Lagu Caka 1922 Sehari Sebelum Hari Raya
Peringatan Hari Suci Nyepi yang menjalankan protokol kesehatan tersebut, menurut Presiden, selaras dengan nilai-nilai Nyepi itu sendiri yang menuntun umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Nilai-nilai tersebut meliputi amati geni (tidak menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
"Dengan menjalankan rangkaian Nyepi ini umat Hindu memberikan jeda waktu kepada alam semesta untuk menata kembali keseimbangannya, memuliakan alam, juga memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan kita," ucap Presiden.
Kepala Negara, dalam pesan Nyepi yang disampaikannya tersebut, juga mengajak seluruh umat Hindu di Indonesia untuk menjadikan peringatan Nyepi tahun ini sebagai momentum introspeksi diri sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan dan keseharian.
Baca juga: Hari Raya Nyepi, Jokowi Ajak Masyarakat Meluruhkan Amarah hingga Rasa Dengki
"Saya mengajak umat Hindu di seluruh Tanah Air menjadikan peringatan Nyepi tahun ini menjadi momentum untuk introspeksi serta menata kembali sikap dan perilaku kita dalam menjaga keharmonisan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Sang Pencipta sehingga pergantian tahun baru Saka ini akan bisa memberikan vibrasi positif bagi kehidupan kita," kata Presiden.
Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 bertemakan "Kolaborasi dalam Harmoni Menuju Indonesia Maju" kali ini dipusatkan di Candi Prambanan, Yogyakarta, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Berbicara mengenai Candi Prambanan, Kepala Negara menjelaskan bahwa pembanguan candi tersebut berdampingan dengan Candi Sewu yang bercorak Buddha.
Hal itu menjelaskan bahwa di masa itu toleransi dan hidup rukun antarumat beragama sudah menjadi keseharian bangsa Indonesia.
"Ini mengajarkan kepada kita semua bahwa toleransi dan hidup rukun berdampingan antarumat beragama sudah dipraktikan sejak dulu. Bhinneka tunggal ika merupakan DNA bangsa Indonesia," kata Presiden.
Candi Prambanan yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai situs warisan dunia telah membuktikan keunggulan bangsa kita di masa lalu. Warisan sejarah tersebut amat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan demi kemajuan bangsa serta sebagai sumber pembelajaran nilai-nilai luhur bangsa.