Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AMSI Terima 2.725 Suplemen dari Pyridam Farma

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menerima 2.725 paket suplemen dari Pyridam Farma untuk didistribusikan ke media anggota AMSI di 21 provinsi.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in AMSI Terima 2.725 Suplemen dari Pyridam Farma
Istimewa
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menerima 2.725 paket suplemen dari Pyridam Farma untuk didistribusikan ke media anggota AMSI di 21 provinsi, Rabu (7/4/2021). 

Ia pun menyarankan agar selama pandemi perlu menjaga kesehatan tubuh dengan makan makanan sehat (eat well), lebih banyak bergerak (move more), mengurangi stress (stress less), dan berbagi kasih dengan yang lain (love more).

“Aktivitas fisik yang mudah dengan jalan kaki dan mengurangi makan-makanan dari karbohidrat olahan serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah,” katanya.

Diskusi diikuti sekitar 30 pemimpin redaksi dan perwakilan media anggota AMSI.

Dalam kesempatan tersebut juga dibuka forum tanya jawab.

Pertanyaan yang muncul di antaranya tentang efektivitas vaksin untuk mencegah penularan dan vaksinasi pada anak-anak.

Baca juga: Satgas Covid-19: Anak PAUD Hingga SD Perlu Bimbingan Terapkan Prokes Saat Pembelajaran Tatap Muka

Menanggapi pertanyaan tersebut, dr Paulus menjelaskan vaksinasi bukan jaminan seratus persen tidak terpapar virus Covid-19.

“Tapi vaksinasi bisa mengurangi gejala dan mengurangi tingkat kefatalan saat terpapar penyakit tersebut,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

Paulus menegaskan masyarakat yang telah mendapatkan vaksin tetap perlu memproteksi kesehatan.Selain itu bagi para penyintas Covid-19 tetap perlu menjalankan protokol kesehatan agar tidak menularkan atau tertular kembali.

“Hingga saat ini belum ada jawaban pasti penyintas tidak bisa menularkan ke orang lain, karena masih ada masa inkubasi. Penting bagi penyintas dan masyarakat yang sudah menerima vaksin tetap menggunakan masker, dan menjalankan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan yang lain,” katanya.

Ia mengatakan pada kasus penyintas yang kemudian kembali terpapar Covid-19 bisa terjadi karena memiliki penyakit bawaan atau penyerta selain Covid-19 (komorbid).

Sayangnya saat ini, pasien Covid-19 yang meninggal tidak bisa dilakukan otopsi, sehingga tidak bisa terjawab dengan pasti penyebab kematian sebenarnya.
“Dan perlu diingat tidak semua penyintas memiliki antibody yang cukup atau antibody langsung muncul pasca dinyatakan sembuh. Perlu tes lanjutan antibody yang sayangnya masih cukup mahal,” ujarnya.

Selain itu, ia menjelaskan, uji klinis fase tiga belum dilakukan kepada anak-anak.

Anak-anak dalam kondisi tingkat gizi rendah atau bencana, berpotensi tertular dari orang dewasa di sekitarnya.

“Sehingga yang perlu divaksin adalah orang dewasa,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas