BP2MI Tunggu Kepastian Taiwan Cabut Penangguhan Penempatan PMI Hingga Pertemuan Selanjutnya
BP2MI menunggu jawaban pemerintahan Taiwan mengenai perizinan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke wilayah tersebut.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani mengatakan pihaknya menunggu jawaban pemerintahan Taiwan mengenai perizinan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) ke wilayah tersebut.
Ia berharap, pemerintahan Taiwan dapat memberikan kepastian pencabutan penangguhan penempatan PMI dalam pertemuan selanjutnya.
Diketahui, pada hari ini, Kamis (8/4/2021) perwakilan Indonesia yakni Kementerian Ketengakerjaan serta BP2MI telah melakukan pertemuan Bilateral dengan Pemerintahan Taiwan yang diwakili Wakil Menteri Tenaga Kerja Taiwan.
Pertemuan tersebut kata Benny membahas terkait keputusan Pemerintah Taiwan menunda penerimaan atau melakukan penutupan sementara pekerja migran Indonesia (PMI) ke Taiwan.
Baca juga: BP2MI Harap Taiwan Tidak Diskriminatif Terima Pekerja Migran
"Rencana pertemuan ke dua, semoga Taiwan bisa menentukan kapan akan membuka kembali penempatan kerja PMI," katanya saat jumpa pers secara daring dari Media Center BP2MI, Kamis (8/4/2021).
Pada pertemuan hari ini, Benny menyatakan ingin memastikan kembali alasan Taiwan melakukan penangguhan tersebut.
Di mana berdasarkan penjelasan pemerintahan Taiwan sebelumnya, penangguhan itu terjadi karena ditemukan setidaknya 85 orang PMI terpapar Covid-19 pada akhir tahun lalu saat di Taiwan.
Padahal kata Benny, dirinya sudah memberikan data bahwa tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Filipina.
Baca juga: Elva Hartati Dorong Peningkatan Pagu Anggaran BP2MI Tahun 2021
Sedangkan pemerintahan Taiwan memberikan kesempatan kepada pekerja migran Filipina untuk bekerja di wilayahnya.
"Fakta-fakta di mana jika Filipina sudah bisa masuk ke Taiwan tapi Indonesia belum bisa masuk, dari data tadi, fakta yang kami sodorkan bahwa tren kesembuhan Indonesia itu lebih tinggi dibanding Filipina," katanya.
Karenanya Benny secara tidak langsung meminta kepada Pemerintah Taiwan untuk senantiasa menjaga hubungan dengan Indonesia secara sejajar dan saling menghormati.
Pasalnya kata dia, baik Indonesia maupun Taiwan saling membutuhkan dari beragam sektor.
Baca juga: Cerita Kepala BP2MI Gerebek Penampungan Ilegal Calon Pekerja Migran di Bogor
"Saya sampaikan juga bahwa hubungan Indonesia dengan Taiwan harus setara, sejajar, dan saling menghormati, karena kita sama-sama saling membutuhkan," ujar Benny.
Diketahui sebelumnya, masalah pelarangan PMI masuk ke Taiwan telah berlangsung sejak tahun lalu.
Di mana pemerintahan Taiwan pada bulan Desember 2020 mengeluarkan peraturan penundaan penerimaan PMI tanpa batas waktu, karena pihaknya mendapati sekitar 85 orang PMI dinyatakan positif Covid-19 saat tiba di Taiwan.
Penundaan penerimaan PMI sementara tersebut akan dicabut oleh pemerintahan Taiwan bergantung pada kondisi status pandemi Covid-19 di Indonesia.