POPULER Nasional: Ponpes di Megamendung | Polisi Soal Pengeroyokan Anggota Brimob dan Kopassus
Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir, mulai pengakuan Rizieq soal ponpes di Megamendung hingga kasus pengeroyokan Brimob dan Kopassus
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
4. Polisi Soal Pengeroyokan Anggota Brimob dan Anggota Kopassus
Polda Metro Jaya masih mendalami soal kasus pengeroyokan anggota Brimob dan anggota Kopassus di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Saksi-saksi masih kita melakukan pemeriksaan. Nanti kita tunggu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/4/2021).
Yusri memastikan solidaritas antara TNI-Polri tetap terjaga. Pihaknya juga membuka opsi jika memang ada oknum dari salah satu pihak yang terlibat.
"Bahkan oknum semua yang terlibat di sini ini akan dilajukan pendalaman oleh masing-masing kesatuannya," pungkasnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya memastikan pihaknya masih memeriksa saksi-saksi kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok orang hingga menewaskan seorang anggota Polri dan membuat luka anggota TNI
Dari informasi yang didapatkan, korban merupakan anggota Kopassus dan satu anggota Brimob yang meninggal dunia.
5. Demokrat Bukan Partai Keluarga
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menegaskan tidak ada satu langkah pun yang dilakukan untuk menjadikan Partai Demokrat menjadi partai keluarga atau dinasti.
Dia teagaskan Partai Demokrat adalah partai milik bersama atau terbuka.
“Tidak ada satu langkah pun yang kami bikin untuk menjadikan Partai Demokrat menjadi partai keluarga atau individu,” tegas Herzaky dalam diskusi secara daring, Minggu (18/4/2021).
Hal ini disampaikannya dalam rangka menanggapi isu pendaftaran logo Partai Demokrat atas nama pribadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Jelas tidak ada satupun yang kami lakukan untuk menjadikan partai ini jadi partai keluarga atau pribadi,” ujar Herzaky.
Ia menjelaskan layaknya partai lain yang memiliki tokoh besar, Partai Demokrat pun tidak bisa dilepaskan dari ketokohan Presiden Keenam RI.
(Tribunnews.com)