Kemendikbud Berharap 2022 Peringkat PISA Indonesia Alami Kenaikan
Purwadi berharap Indonesia mengalami perbaikan peringkat pada pemeringkatan PISA mendatang.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Sekolah Menengah Atas Kemendikbud Purwadi Sutanto mengungkapkan Indonesia bakal mengikuti penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2022 mendatang.
Terakhir, Indonesia mendapatkan penilaian PISA pada 2018 dan berada pada peringkat ke-74 dari 79 negara.
"Kalau diukur dengan PISA, kebetulan kita tahun depan 2022 di Maret kita mengikuti tes PISA," ucap Purwadi dalam webinar, Rabu (21/4/2021).
Purwadi berharap Indonesia mengalami perbaikan peringkat pada pemeringkatan PISA mendatang.
Meski optimistis, namun pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada pembelajaran di Indonesia, namun juga negara lain.
"Indonesia dan dunia juga menghadapi hal sama yakni pandemi. Jadi sama kondisinya. Sehingga, kita mengharapkan target di 2022 terjadi kenaikan," kata Purwadi.
Baca juga: Kemendikbud Revisi Kurikulum SMK untuk Sesuaikan Kebutuhan Tenaga Kerja Industri
Kenaikan angka PISA nantinya akan didorong Kemendikbud melalui penekanan pentingnya sebuah Circle Learning.
Circle learning sendiri merupakan tahapan pembelajaran dimana ada sebuah tahapan yang berkaitan tentang penyampaian materi bahan ajar dari mulai tahap awal pembelajaran sampai dengan tahap akhir yakni evaluasi.
"Kalau kita jaga betul keterkaitan penyampaian bahan ajar dari awal sampai evaluasi dan guru mengerti tahapan-tahapan tersebut. Insya Allah anak kita memiliki kompetensi yang baik," tutur Purwadi.
Sementara itu, Chief Education Officer Zenius Sabda PS mengatakan ada empat kemampuan dasar yang penting untuk dimiliki seseorang. Kemampuan ini juga turut dalam penilaian PISA.
"Ada empat kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang individu yaitu logika, kemampuan matematis dasar, membaca, dan scientific thinking," tutur Sabda.
Sabda mengatakan Zenius berusaha untuk membuat materi-materi pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan dasar tersebut.