Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan MUI soal Penggunaan Toa Masjid Saat Membangunkan Sahur Selama Ramadan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara perihal pro-kontra penyalahgunaan toa masjid dalam membangunkan sahur selama bulan Ramadan.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Tanggapan MUI soal Penggunaan Toa Masjid Saat Membangunkan Sahur Selama Ramadan
istimewa/kolase instagram
Zaskia Mecca Kritik Cara Bangunkan Sahur Pakai Toa, #ZaskiaMeccaMabokToa Sempat Trending di Twitter 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara perihal pro-kontra penyalahgunaan toa masjid dalam membangunkan sahur selama bulan Ramadan.

Awalnya Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Buya Dr Amirsyah Tambunan menjelaskan ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan sebagai bagian dari dimensi Hablum Minallah.

Selain itu, ibadah puasa juga berdimensi sosial untuk meningkatkan Hablum Minanas dalam bentuk kepedulian, persamaan dan kesetiakawanan sosial di masyarakat.

"Berdasarkan dua hal itu, maka ibadah puasa harus mampu mendidik manusia untuk menciptakan suasana kehidupan sosial yang harmonis, suasana yang aman dan damai," kata Amirsyah saat dikonfirmasi, Sabtu (24/4/2021).

Baca juga: VIRAL, Wanita Ini Dibangunkan Sahur Para Pemuda Kompleks Rumahnya: Lukiku Sayang Ayo Bangun

Baca juga: Muhammadiyah: Tidak Usah Bangunkan Sahur Pakai Toa Masjid di Daerah Heterogen

Dengan kata lain, kata Amirsyah, umat Muslim sudah seharusnya dapat membawa lingkungan masyarakat dalam suasana yang damai dan tak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.

"Sehingga tidak menimbulkan suasana kehidupan sosial yang ada kesan mengganggu dengan pengeras suara masyarakat sekitar merasa terganggu dengan suara teriak teriak," jelasnya.

Di sisi lain, MUI memahami tujuan masyarakat untuk membangunkan sahur memiliki maksud baik.

Berita Rekomendasi

Namun, penggunaan suara toa masjid tentunya tidak boleh berlebihan.

"Sebenernya, suara teriak teriak itu di satu sisi mengingatkan untuk membangunkan, namun di sisi lain, suara tersebut tidak perlu berlebihan. Jadi cara membangunkan itu lebih bagus dengan cara bermartabat dan terhormat sehingga tidak menggangu lingkungan sekitarnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Amirsyah menerangkan pemakaian toa masjid juga dinilai tidak diperlukan lagi di daerah yang lingkungannya telah memiliki kesadaran tinggi.

Artinya, mereka telah secara mandiri untuk bangun sahur.

"Bagi yang sudah memiliki kesadaran tinggi untuk bangun, maka suara yang menggangu itu tak perlu lagi. Oleh sebab itu, Ramadan ini kan membuat kita lebih disiplin, sahur, menahan diri dan ini diharapkan menjadi habit. Sehingga dia tidak perlu dibangunkan, bangun sendiri. Tapi ini perlu menjadi kesadaran kolektif oleh semua," pungkasnya.

Sebagai informasi, protes penyalahgunaan toa masjid pertama kali diungkapkan artis Zaskia Adya Mecca. Kekesalannya itu pun diunggah melalui akun sosial medianya.

Menurutnya hal itu kurang etis karena Indonesia punya agama beragam, apalagi yang punya anak bayi yang tak sahur.

"Cuma mau nanya ini bangunin model gini lagi HITS katanya?! Trus etis ga si pake toa Masjid bangunin model gini?? Apalagi kita tinggal di Indonesia yang agamanya pun beragam. Apa iya dengan begini jadi tidak menganggu yang lain tidak menjalankan Sahur?!" tulis Zaskia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas