Cerita Eks Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala 402 Saat Alami Black Out
aksamana Muda TNI Purnawirawan Frans Wuwung menceritakan pengalamannya saat terjadi black out.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KRI Nanggala 402 masih dalam proses pencarian. Sebanyak 21 KRI pun dikerahkan, belum lagi bantuan dari beberapa pihak.
Masih adakah peluang kapal selam berjuluk "monster bawah laut" ini ditemukan?
Mantan Kepala Kamar Mesin (KKM) Kapal Selam KRI Nanggala 402 Laksamana Muda TNI Purnawirawan Frans Wuwung menceritakan pengalamannya saat terjadi black out.
Purnawirawan Frans Wuwung juga pernah mengalami masalah pada saat pengisian baterai di bawah permukaan, hingga masuknya air laut ke dalam ruang mesin.
Pengalaman black out terjadi karena kerusakan konventer. Power (tenaga) di kapal selam berasal dari baterai dengan arus DC.
Peralatan di kapal selam menggunakan arus AC dari DC yang diubah menggunakan konventer. "Ada satu konventer yang bebannya berlebih dan saklarnya jatuh. Otomatis tenaga yang menggerakkan peralatan termasuk lampu-lampu penerangan menjadi black out," kenangnya.
"Tapi setiap anak buah kapal dibekali senter, akhirnya kita semua mencari saklar yang jatuh dan akhirnya menemukan saklar yang jatuh dan akhirnya langsung ketemu dan everything is oke," ujarnya.
Pengalaman lainnya adalah saat pengisian baterai kapal saat kapal menyelam di sekitar kedalaman 12 meter.
Saat kapal selesai mengambil oksigen dan menyelam ke dalam air, ternyata terjadi ombak besar.
Anak buah kapal pun saat itu mengalami mabuk laut.
Baca juga: Sajadah dan Serpihan Torpedo Terapung di Laut, KRI Nanggala 402 Dipastikan Tenggelam
Katup udara di atas yang mengalirkan udara untuk pembakaran ke ruang mesin tertutup. Mesin diesel yang seharusnya berhenti, tetap menyala.
Udara untuk pembakaran akhirnya diambil dari ruang kabin, udara di kabin menjadi vakum dan berkabut.
Baca juga: Dikenal Penyayang, Mayor Wisnu, Awak Kapal Nanggala, Selalu Berkumpul dengan Keluarga Selepas Dinas
Air laut masuk ke ruang mesin lewat saluran gas buang mesin. Kapal menjadi berat dan kapal jatuh.
Semua panik, anak buah ada yang lupa melaksanakan prosedur. Katup ganda yang seharusnya ditutup, tidak ditutup.
Frans mengatakan, pada saat pembelian KRI Nanggalan-402 kapal tersebut dalam kondisi sempurna, seluruh peralatan pun dibekali handbook.