Kabar Duka, Ketua Lesbumi PBNU, KH Agus Sunyoto Meninggal Dunia
Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU, KH Agus Sunyoto MPd, meninggal dunia, Selasa (27/4/2021)
Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU, KH Agus Sunyoto MPd, meninggal dunia, Selasa (27/4/2021).
Kabar meninggalnya Agus Sunyoto disampaikan oleh putri Gus Dur, Alissa Wahid, melalui akun Twitternya, @alissaWahid.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun. Sugeng tindak, mas Agus Sunyoto. Semoga husnul khatimah," tulisnya.
Kabar duka tersebut juga disampaikan melalui akun resmi Nadhlatul Ulama.
"Sunyoto, Ketua Lesbumi PBNU. Semoga seluruh amal baik almarhum diterima Allah Swt, seluruh khilaf diampuni-Nya dan memperoleh tempat yang terbaik di sisi-Nya. Al Fatihah," tulis @nahdlatululama.
Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai meninggalnya KH Agus Sunyoto.
Baca juga: Ketum PBNU Imbau Warga Nahdliyin Gelar Salat Gaib Bagi Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402
Profil Singkat KH Agus Sunyoto
Berdasarkan catatan Wikipedia, KH Agus Sunyoto, M.Pd lahir di Surabaya, 21 Agustus 1959, atau saat ini berumur 62 tahun.
Pendidikan formal ia dapatkan dari SMAN IX Surabaya, kemudian dilanjutkan di Jurusan Seni Rupa, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, IKIP Surabaya dan lulus pada 1985.
Ia melanjutkan program magister di jurusan Pendidikan Luar Sekolah IKIP Malang lulus pada 1989.
Sedangkan pendidikan non-formal ia dapatkan dari berbagai guru dan pesantren.
KH Agus Sunyoto dikenal sebagai seorang penulis, sejarawan, dan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama.
Saat ini ia menjabat sebagai ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU.
Baca juga: Sowan ke Megawati hingga PBNU, Akankah Posisi Nadiem Aman dari Isu Reshuffle Kabinet?
Salah satu karya fenomenalnya adalah buku Atlas Wali Songo yang mengisahkan penyebaran agama Islam di Nusantara yang tokoh-tokohnya nyata atau tidak sekadar dongeng.
Buku tersebut telah dinobatkan sebagai buku nonfiksi terbaik pada 2014.
(Tribunnews.com/Daryono)