Dituding Terkena Radiasi Logam di KRI Nanggala, Kolonel Iwa Kartiwa Membantah, Ini 8 Klarifikasinya
Iwa menegaskan meskipun masih dalam perawatan atas penyakit syaraf terjepit yang tengah dideritanya, ia masih bisa berangkat
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
6. Dinas di kapal selam memiliki resiko yang tinggi, tapi karir tidak cemerlang
Iwa mengatakan risiko tinggi bukan saja dihadapi prajurit kapal selam melainkan juga setiap prajurit yang ada di medan tempur baik di matra darat, laut, dan udara.
Ia bersyukur pernah dititipkan sejumlah jabatan diantaranya, Komandan Kapal, Komandan Satuan Kapal Selam, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Bangka Belitung, hingga Danpusdikpel.
"Menurut kami itu adalah anugerah yang tidak tergantikan. Jadi kami dengan kondisi kami saat ini bersyukur, kami diberikan yang terbaik oleh angkatan laut," kata Iwa.
7. Bertemu wartawan sebelum konferensi pers
Iwa mengatakan sejak datang dari Surabaya ke Jakarta, konsultasi di rumah sakit, konsultasi ke Tasikmalaya, sampai saat konferensi pers di RS TNI AL Mintohardjo ia baru bertemu wartawan.
Ia membantah pernah mengeluarkan pernyataan ke media terkait apapun sebelum konferensi pers tersebut.
"Jadi, buat kami, saat ini yang kemarin diberitakan kami tidak pernah memberitakan apapun. Kami tidak ingin mencari sensasi apa apa, apalah artinya kami, saat ini kami sedang berduka, saudara kami gugur, kami tidak mau mencari sesuatu yang tidak pantas. Saya merasa malu. Bukan saya bela diri tapi saya tidak mengeluarkan apapun," kata Iwa sambil menahan tangis.
8. TNI Angkatan Laut tidak memperhatikannya
Ia menegaskan pimpinan-pimpinan TNI Angkatan Laut selalu memperhatikannya.
Bahkan, kata dia, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut mengirimkan dokter pribadinya untuk memeriksa Iwa.
"Sampai di rumah, dokter pribadinya datang memeriksa saya, apalagi yang kurang. Kami tidak pernah mengalami kesulitan untuk berobat ke Angkatan Laut," kata Iwa.
Dalam kesempatan itu Iwa didampingi dengan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono, dan Kepala Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo.
Berita lainnya: Ternyata Ada Sosok Pria Lain di Balik Kasus Sate Beracun, Kini Jadi Buruan Polisi