Suara Sumbang Tentang Ganjar, Sudirman Said: Sikap Mbak Puan dan Bambang Pacul Wakili Warga Jateng
Sebagai kader PDIP, Ganjar dianggap kebablasan sikapnya dan tercium terlalu berambisi menjadi calon Presiden RI
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kontestasi internal PDI-P mulai menghangat saat tidak diundangnya Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dan sekaligus kader PDI-P pada suatu acara Partai tersebut di Semarang.
Meski pemilihan Presiden 2024 masih 3 tahun lagi berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, namun nuansa kontestasi mulai terlihat.
Sebagai kader PDIP, Ganjar dianggap kebablasan sikapnya dan tercium terlalu berambisi menjadi calon Presiden dengan melakukan banyak membangun pencitraan di media sosial.
Tokoh masyarakat Jawa Tengah Sudirman Said yang juga menjadi rival Ganjar dalam ajang Pemilihan Gubernur Jawa Tengah pada 2017 mengatakan sebenarnya dirinya melihat bahwa kondisi riil di Jawa Tengah masih banyak yang harus dibenahi.
Ia mengungkapkan banyak pembangunan infastruktur yang harus dikejar, nasib petani yang harus disejahterakan dan kantong-kantong kemiskinan yang harus diperbaiki kemudian dibangun.
“Jangan lupa pada waktu itu kasus E-KTP sangat kentara akan membawa Mas Ganjar dalam pusaran korupsi. Berkali-kali dia disebut dalam persidangan”, ujarnya dalam pernyataan tertulis kepada Tribunnews, Selasa (25/5/2021).
Hal ini menunjukan bahwa sebagai Gubernur Jawa Tengah petahana waktu itu, kinerja Ganjar Pranowo kurang memuaskan atau tidak sesuai harapan masyarakat.
Karena itu usaha mendorong popularitasnya melalui media sosial.
“Makanya saya waktu itu didorong banyak tokoh Jateng dan parpol untuk maju menjadi calon Gubernur Jawa Tengah. Alasan para tokoh dan parpol waktu itu karena kondisi pembangunan dan kinerja petahana kurang baik."
"Jadi keluhan beberapa hari lalu di media massa dari PDI Perjuangan melalui Mbak Puan dan Mas Bambang Pacul (Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah) dapat dikatakan cerita lama dan lumrah,” kata Sudirman di Jakarta.
Ia mengungkapkan sebenarnya dalam Pilgub Jawa Tengah pada 2017 selisih perolehan suaranya tidak banyak dengan Ganjar yang merupakan petahana dan kader PDI Perjuangan yang menempatkan Jawa Tengah sebagai kantong suara utama.
Padahal, dirinya merupakan pendatang baru bagi masyarakat Jawa Tengah.
“Jadi dalam Pilgub 2017, terbukti dan menjadi tolak ukur bahwa sebagai pendatang baru, kami mampu bersaing ketat dengan petahana sehingga kondisi riil di lapangan menjadi transparan, yaitu kinerja petahana bisa dipertanyakan dan ternyata tidak mengakar ke masyarakat,” ujarnya.
Sudirman juga menyoroti tokoh-tokoh Kepala Daerah yang menggeluti media sosial.
Baca juga: Bambang Pacul: Etika Dilanggar, Sikap Ganjar yang Terlalu Ambisi dengan Jabatan Presiden