Gus Falah Minta Penjelasan SKK Migas soal Kemungkinan Peningkatan Lifting Migas pada 2024
Nasyirul Falah Amru mempertanyakan target produksi siap jual (lifting) minyak dan gas (migas) kepada SKK Migas
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Immanuel Nicholas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Nasyirul Falah Amru mempertanyakan target produksi siap jual (lifting) minyak dan gas (migas) kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 2024.
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan dirinya bisa memahami tidak tercapainya target lifting untuk saat ini.
Apalagi, seluruh sektor usaha, termasuk migas masih terdampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Komisi VII Apresiasi Kinerja SKK Migas Tahun 2020
"Jadi kita tak usah muluk-muluk, karena kita semua memahami kondisi sekarang. Tapi paling tidak, ketika tahun 2022 belum ada peningkatan, pada 2024 apakah sudah bisa dilakukan peningkatan lifting," ujar Gus Falah dalam keterangannya, Sabtu (29/5/2021).
Baca juga: Pantau Penerapan SNI 8880-2020 Barang-barang Emas, Kementerian Perindustrian Datangi SKK Jewels
Hal itu diungkapkan pria yang akrab disapa Gus Falah itu pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Kepala SKK Migas dan 7 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas terbesar, baru-baru ini.
Kejujuran dari SKK Migas soal kemampuan peningkatan lifting itu, menurut Gus Falah bisa menjadi pencerahan bagi sektor migas negeri ini.
Baca juga: Peralatan Masih Terbatas, KSAL Gandeng SKK Migas untuk Evakuasi Badan Kapal KRI Nanggala 402
Sehingga, dengan adanya harapan peningkatan target lifting di 2024, seluruh stakeholder di industri migas pun bisa lebih bergairah.
"Dengan begitu, kita bisa memberikan yang terbaik buat negara kita," ujar Gus Falah.
SKK Migas sendiri sudah mengatakan target lifting minyak mentah pada akhir tahun ini akan dipangkas menjadi sebesar 682 ribu barel per hari (bph).
Angka ini lebih rendah dari target APBN 2021 yang sebesar 705 ribu bph.
Tak hanya itu, proyeksi produksi dan lifting gas di akhir tahun ini juga mengalami sedikit penurunan dari target APBN 2021, yakni dari 6.638 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) menjadi 5.527 MMSCFD.