Penjelasan Risma soal Video Viral Bupati Alor Marahi 2 Stafnya
Mensos Tri Rismaharini buka suara soal video viral Bupati Alor, Amon Djobo, yang memarahi dua staf Kemensos.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, buka suara soal video viral Bupati Alor Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo, yang memarahi staf Kementerian Sosial (Kemensos).
Dalam video tersebut, Amon Djobo menyebut soal pendistribusian Bansos Program Keluarga Harapan (PKH).
Menanggapi hal tersebut, Risma mengatakan, bantuan ke Kabupaten Alor itu terkait bantuan bencana, bukan Bansos PKH.
Risma mengaku mengalami kesulitan menyalurkan bantuan karena cuaca dan koneksi internet yang belum pulih.
Baca juga: Viral Video Bupati Amor NTT Marahi dan Usir 2 Staf Risma: Mereka Langkahi Pemerintah Daerah
Baca juga: PROFIL Amon Djobo, Bupati Alor yang Marahi dan Usir 2 Staf Risma, Pernah Ancam Kolonel TNI AD
Agar bantuan cepat tersalurkan, ia terhubung dengan Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek, menawarkan pertolongan agar bantuan untuk korban bencana bisa cepat diterima masyarakat Alor.
“Saat itu kemudian adalah Ketua DPRD (Alor) menyampaikan kami butuh bantuan, tapi tidak bisa (masuk)."
"Beliau (Ketua DPRD) menawarkan, 'Bu, itu ada paket dari Dolog yang ibu bisa ganti',” ujarnya di Bandung, Rabu (2/6/2021), dikutip dari laman Kemensos.go.id.
Sementara itu, Kemensos memastikan petugas dalam video viral tersebut adalah pegawai Kemensos yang tengah menjalankan tugasnya secara resmi.
Petugas Kemensos di Kabupaten Alor, Mokhamad Alfian, menyatakan keberadaannya di Kabupaten Alor untuk memastikan kebutuhan dasar korban bencana terpenuhi kebutuhannya.
Dirinya tidak terpengaruh dengan berbagai kondisi yang kurang menyenangkan.
“Tugas kami adalah memastikan bantuan sampai ke masyarakat. Dalam hal ini kami menyalurkan santunan kematian untuk korban bencana,” kata Alfian di Jakarta, Rabu.
Saat itu, dirinya menjalankan tugas resmi pada 7 April 2021 untuk menyelesaikan santunan kematian korban meninggal di Kabupaten Alor sampai 13 April 2021.
Baca juga: PROFIL Amon Djobo, Bupati Alor yang Marahi dan Usir 2 Staf Risma, Pernah Ancam Kolonel TNI AD
Setelah kejadian itu, mereka melakukan kunjungan kembali sebanyak dua kali ke Kabupaten Alor.
“Kami sedang bekerja dengan fokus melayani dan meringankan beban masyarakat Alor, yang terdampak bencana."
"Kami tidak terpengaruh dengan berbagai kondisi yang tidak menyenangkan,” ungkapnya.
“Kami menyadari betul bahwa tugas kemanusiaan tidak dapat ditinggalkan dan tetap harus dilaksanakan meskipun berbagai dinamika di lapangan menimpa,” lanjut dia.
Baca juga: Viral Bupati Alor Memarahi 2 Staf Risma, Berawal dari Santunan Kemensos untuk Korban Siklon Seroja
Kata Bupati Alor
Diberitakan Pos-Kupang.com, Bupati Amon terdengar marah karena bantuan sosial yang seharusnya diurus oleh daerah malah diurus oleh DPRD Alor.
Selain marah kepada Mensos, ia juga mengusir staf Kemensos agar segera meninggalkan kabupaten Alor.
Kepada wartawan, Bupati Amon mengakui video yang beredar tersebut.
Ia mengaku memang memarahi dua staf Kementerian Sosial yang datang untuk melaporkan terkait bantuan santunan kematian bagi korban bencana siklon seroja di wilayah itu.
Pemicu kemarahannya adalah laporan Mensos kepada Presiden Jokowi saat pertemuan virtual penanganan bencana di Provinsi NTT dan NTB dengan gubernur dan para bupati pada 7 April 2021 lalu.
Baca juga: Mensos Risma Targetkan Pemulihan NTT Dikerjakan Mulai Juni Ini
Saat itu, kata Bupati Amon, Risma melaporkan kepada Jokowi bahwa telah menyalurkan bantuan kepada korban bencana di Kabupaten Alor melalui DPRD.
Menurutnya, saat dua staf Kemensos datang untuk melaporkan soal bantuan tersebut, ia tersulut emosi dan langsung marah.
Ia mengatakan, harusnya bantuan itu diberikan melalui DPRD saja.
"Mereka datang yang dua orang, bilang ada datang bawa bantuan untuk yang mati 15 juta."
"Itu yang saya marah. Lu kasih di DPRD yang bagi. Kenapa kasih di kami," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Mensos Risma Minta Jajarannya Perkokoh Pengamalan Nilai Pancasila
Terkait kejadian itu, diakuinya terjadi pada dua bulan silam.
Dirinya mengaku tidak mengetahui siapa yang menyebarkan video itu hingga viral.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Pos-Kupang.com/Ryan Nong)