Epidemolog Nilai Pembukaan Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau Masih Belum Tepat: Harusnya Ditunda
Epidemolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo turut menanggapi anjuran Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Tiara Shelavie
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Mulai Juli 2021
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, menyarankan pihak sekolah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mulai Juli 2021 mendatang.
Hal tersebut dianjurkan Nadiem untuk sekolah yang lokasinya berada di zona hijau.
Dikutip dari tayangan Kompas Pagi, Kompas TV, Jumat (4/6/2021), Nadiem mendorong sekolah di zona hijau untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas.
Selain yang berada di zona hijau, sekolah yang guru dan tenaga pendidiknya telah divaksin juga boleh melakukan PTM terbatas.
Baca juga: Sekolah Boleh Gelar Belajar Tatap Muka Seizin Pemerintah Daerah
"Kami sebenarnya telah menyarankan pada satuan pendidikan yang berada di zona hijau, serta guru dan tenaga pendidik yang telah divaksinasi, untuk segera melaksanakan PTM terbatas," terang Nadiem.
Menurut Nadiem, pembelajaran tatap muka harus segera dilakukan demi kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Meskipun, Nadiem sangat mengerti kekhawatiran para penidik dan orang tua terhadap kesehatan anak-anak.
Nadiem meminta seluruh warga masyarakat memahami risiko-risiko jangka panjang yang muncul dikemudian hari.
Baca juga: Nadiem: Mal, Bioskop Sudah Buka, Saatnya Sekolah Melakukan Tatap Muka Terbatas
Hal tersebut tak lain demi masa depan SDM bangsa Indonesia.
Nadiem menegaskan, tidak ada tawar menawar pada peraturan dimulainya pendidikan dengan sistem tatap muka terbatas.
"Masa depan indonesia bergantung pada SDM-nya, sehingga tidak ada tawar menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," ujar Nadiem.
Untuk itu, Nadiem bersama Kementerian Pendidikan telah meluncurkan panduan bagi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan di masa pandemi Covid-19.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Galuh Widya Wardani)