Upaya Pencegahan Stunting, Pendamping PKH Diharapkan Berperan Jadi Duta Perubahan
Pihak Kementerian Sosial (Kemensos) berupaya mencegah stunting di Indonesia.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Kementerian Sosial (Kemensos) berupaya mencegah stunting di Indonesia.
Upaya yang dilakukan dengan cara memberikan bantuan pangan berupa beras khusus yang sudah difortifikasi atau diberikan penambahan mikronutrien dengan harapan dapat memenuhi gizi warga.
Selain memenuhi gizi, kemensos melalui Badan pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial akan meningkatkan kapasitas SDM pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dengan menambahkan modul stunting dalam pendidikan dan pelatihan.
Kepala BP3S, Syahabuddin, meminta para pendamping PKH mampu menjadi duta perubahan.
"Saya harapkan saudara ini menjadi duta sosial, duta pencegahan dan penanganan stunting dengan perspektif kesejahteraan sosial tentunya," kata dia, saat membuka secara daring, Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Stunting bagi SDM Kesos sesi Sinkronus Tahun 2021. Senin (7/6/2021).
Baca juga: Mensos Risma Awali Program Penurunan Stunting dari Provinsi NTT
Menurut dia, pendamping PKH dapat bermitra dengan siapa pun dilapangan, dengan tujuan untuk memperkaya khazanah dan penguatan pencegahan maupun penanganan stunting di masyarakat, terutama bagi KPM PKH.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menugaskan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk menangani masalah stunting di Nusa Tenggara Timur dan empat provinsi lainnya.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Menurut hasil riset dari Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara.