Targetkan Vaksinasi Capai 80 Persen di Bulan Juni, Kemenkes: Masih Ada Guru yang Ragu
Dalam sepekan baru 200 ribu penambahan jumlah vaksinasi untuk guru. Kemenkes bakal terus menggenjot jumlah guru uang divaksin.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
artikel ini sudah mengalami ralat dari judul sebelumnya: "Vaksinasi Tenaga Kependidikan Sudah Sampai 80 Persen, Kemenkes: Masih Ada Guru yang Ragu"
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya terus berupaya mempercepat vaksinasi untuk guru.
Maxi mengungkapkan saat ini guru yang telah divaksin telah mencapai 80 persen.
Menurut Maxi, masih ada guru yang ragu untuk mengikuti vaksinasi.
Baca juga: Digelar Juli, Guru dan Siswa Sakit Dilarang Ikut Pembelajaran Tatap Muka
"Juni ini guru sudah 80 persen, dilanjutkan Juli, karena masih ada yang ragu, akses sulit " ujar Maxi dalam webinar yang digelar Kemendikbudristek, Selasa (8/6/2021).
Selama ini, Maxi mengungkapkan sudah 1,7 juta.
Dalam sepekan baru 200 ribu penambahan jumlah vaksinasi untuk guru.
Kemenkes bakal terus menggenjot jumlah guru uang divaksin.
Sehingga dalam sehari, Kemenkes mengejar 150 ribu guru per hari.
Maxi mengungkapkan TNI-Polri bakal dilibatkan untuk membantu proses vaksinasi guru.
Baca juga: Hari Ini, 226 Sekolah di Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Berikut Daftarnya
"Polri sudah mulai, TNI juga terbatas untuk anggota ditambah Purnawirawan setelah mereka selesai. Mereka sudah kami minta bantu. Sudah launching, di Cilacap sudah mulai, Kudus. Rencana Pak Presiden ada di Depok, kemudian di Tangerang dan di Bandung," tutur Maxi.
Maxi mengatakan jika sekolah mau bergabung dalam proses vaksinasi, pihak Kemenkes bakal memberikan vaksinnya secara langsung dibantu vaksinator.
Baca juga: Tanggapi Soal Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka, Ganjar: Ya Saya Evaluasi, Daerah Merah Nggak
"Asal ada vaksinator. Beberapa universitas sudah melaksanakan. Kalau bisa jangan hanya di universitas tapi guru juga bisa dilibatkan. Kalau mereka malas datang ke Puskesmas bisa di sekolah," pungkas Maxi.