Fadli Zon Sebut Wacana Presiden 3 Periode Sebuah Anomali: Tidak Etis Dibahas Sekarang
Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menyebut wacana presiden 3 periode adalah sebuah anomali, dinilai tidak etis dibahas sekarang.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
"Saya yakin wacana ini adalah wacana tidak produktif dan menurut saya mengalihkan perhatian kita terhadap apa yang depan di mata kita, yaitu ekonomi dan pandemi Covid, dua hal yang sangat penting."
"Jadi ini, menurut saya terlalu awal disampaikan siapapun , baik yang mencalonkan sekarang maupun yang baru-baru. Kenapa kita tidak menyelesaikan persoalan ini."
"Kita tidak ada prioritas lain, daripada dua hal itu," pungkasnya.
Wacana Presiden 3 Periode Dinilai akan Timbulkan Polarisasi
Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik, Ade Armando memberi komentarnya atas isu wacana masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi 3 periode.
Isu tersebut berawal dari dukungan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari yang mengusung Jokowi-Prabowo maju di Pilpres 2024.
Ade mengatakan, wacana itu belum bisa terjadi karena harus mengubah (amandemen) konstitusi UUD 1945, yang dinilai tak mudah dilakukan.
Lanjutnya, jika amandemen konstitusi itu terealisasi, perpecahan di tengah masyarakat bisa saja terjadi.
Baca juga: Politikus Demokrat: Beredar Info Ada Lobi-lobi untuk Perpanjang Masa Jabatan Presiden Hingga 2027
"Ini kalau mau dilakukan harus amandemen, proses menuju amandemen itu sama sekali tidak mudah, apalagi dekrit presiden."
"Menurut saya, kalau sampai itu dikeluarkan. Kalau kata orang itu, akan perang beneran," ucapnya dikutip dari tayangan TV One Catatan Demokrasi, Selasa (22/6/2021).
Diketahui, tujuan M Qodari mendukung Jokowi 3 periode untuk menghindari polarisasi atau perpecahan pada 2024.
Sebaliknya, menurut Ade, kalau wacana itu sampai terjadi, polarisasi malah bisa terjadi sekarang, tak perlu menunggu sampai Pilpres 2024.
Baca juga: Wacana Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Pimpinan MPR : Sampai Saat Ini Tidak Ada Pembicaraan
"Yang terjadi, polarisasi jangan di tunggu 2024, Sekarang pun sudah akan terjadi, akan ada orang turun ke lapangan," ungkap Direktur Komunikasi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) itu.
Lebih lanjut, Ade menuturkan masih banyak calon presiden (capres) lain yang potensial maju Pilpres 2024, tidak harus Jokowi maju kembali.