Alert! Setiap Tahun Ada 67 Juta Ton Sampah Plastik
Penumpukkan ini diperkirakan akan bertambah dua kali lipat pada tahun 2050 apabila tidak ada kebijakan tegas untuk sampah plastik
Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permasalahan sampah di Indonesia belum selesai, masalahnya masih kompleks.
Sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Bina Peritel Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Agus Supriyanto, saat membuka edukasi dan pelatihan untuk jurnalis bersama Danone Indonesia dan Greeneration Foundation, Senin (28/6/2021).
Agus mengatakan, penumpukkan ini diperkirakan akan bertambah dua kali lipat pada tahun 2050 apabila tidak ada kebijakan tegas untuk sampah plastik yang akan berakibatkan pada pencemaran ekosistem dan lingkungan.
Upaya pencegahan, kata Agus, juga telah dilakukan oleh masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat melalui usaha gaya hidup minim sampah dan juga regulasi UU pengelolaan sampah rumah tangga.
Baca juga: Menperin Resmikan Pabrik Daur Ulang Plastik PET Terbesar di Pasuruan, Investasinya Rp 600 Miliar
"Selain itu pelaku usaha atau produsen juga memiliki kewajiban untuk pengurangan dan pengelolaan sampah yang telah mereka distribusikan contohnya dengan pembatasan produksi dan reuse sampah kemasan. Apabila usaha dan gaya hidup ini terus dilakukan maka tujuan untuk pengurangan sampah dapat terealisasi dengan baik,” tutur Agus.
Seperti diketahui, saat ini di Indonesia diperkirakan sebanyak 85.000 ton sampah dihasilkan per harinya dengan perkiraan kenaikan jumlah mencapai 150.000 ton per hari pada tahun 2025. Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berkisar antara 60 persen hingga 75 persen.
Sementara itu, berdasarkan data dari Indonesia National Plastic Action Partnership yang dirilis April kemarin, setiap tahunnya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik dan 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut. Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target strategis untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lautan sebesar 70 persen di tahun 2025.
Salah satu cara mencapai target tersebut adalah dengan membangun pendekatan ekonomi sirkular yang merupakan sebuah konsep alternatif dari ekonomi linear (take-make-dispose) yang dirancang untuk mengurangi sampah dan polusi; memperpanjang waktu pakai produk dan material dan mendukung regenerasi sistem alami.
Berdasarkan hasil studi laporan “The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” penerapan ekonomi sirkular dapat berpotensi mengurangi sampah di Indonesia hingga 18-52 persen.
Hingga saat ini, penerapan ekonomi sirkular di Indonesia juga telah memberikan mata pencaharian bagi lebih dari 5 juta masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari rantai nilai daur ulang.
Industri Daur Ulang Dukung Ekonomi Sirkular
Kepala Pusat Industri Hijau Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) R Hendro Martono menuturkan peran industri daur ulang dalam mendukung ekonomi sirkular cukup besar, seperti pada industri daur ulang plastik.
Berdasarkan estimasi jumlah perusahaan daur ulang plastik lebih dari 1.000 perusahaan yang nilai investasinya diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 5,15 triliun.
“Industri ini telah mampu menyerap tenaga kerja sebesar lebih dari 3,36 juta orang. Ditambah lagi, 400 ribu tenaga kerja tidak langsung,” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.