Mengenang Harmoko, Menteri Penerangan Pencetus Kelompencapir yang Rendah Hati dan Berwawasan Luas
Harmoko tiga kali menjabat sebagai menteri penerangan era pemerintahan Orde Baru secara berturut-turut, mulai tahun 1983 hingga 1997.
Penulis: Choirul Arifin
Tak lama muncul, Harmoko mulai aktif kembali dengan dunia lamanya yakni tulis menulis.
Harmoko sesekali menulis di kolom Ngopi Pos Kota. Pada tahun 2016, Harmoko mengalami penurunan kesehatan karena kerusakan saraf motorik otak belakang.
Harmoko berjuang untuk memulihkan kesehatannya yang memasuki usianya ke-77 tahun.
Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono, mengonfirmasi kebenaran kabar mantan Menteri Penerangan RI era Orde Baru, Harmoko meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021) malam.
Dave mengatakan Harmoko wafat di RSPAD Gatoto Soebroto pada pukul 20.22 WIB.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli pada jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto," kata Dave kepada wartawan, Minggu (4/7/2021).
Harmoko di Mata Para Tokoh
Banyak tokoh dan politisi yang merasa kehilangan atas meninggalnya almarhum Harmoko.
Di mata Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI Idris Laena menyebut Harmoko sebagai sosok rendah hati dan berwawasan luas
"Beliau seorang yang rendah hati dan berwawasan luas karena latar belakang kewartawanannya. Dan sangat memegang teguh budaya Jawanya," kata Idris kepada wartawan, Senin (5/7/2021).
Idris menyatakan Partai Golkar sangat berduka atas wafatnya Harmoko. Bagi Idris, Harmoko adalah satu di antara tokoh bangsa dan kader terbaik yang pernah dimiliki Partai Golkar.
Dia mengajak masyarakat untuk berdoa agar almarhum Harmoko husnul khatimah. "Semoga Almarhum husnul khotimah," pungkasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin menilai Harmoko adalah sosok pejabat legendaris.
"Harmoko is a legend," kata Nurul, Minggu(4/7/2021) malam.
Partai Golkar lanjut Nurul juga berduka atas meninggalnya Harmoko.
Menurutnya, Harmoko adalah kader terbaik yang pernah dimiliki partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Kami berduka atas wafatnya seorang tokoh bangsa, yang merupakan salah satu kader terbaik yang pernah dimiliki Partai Golkar. Semasa hidupnya beliau pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar 1993-1998, Ketua DPR/MPR 1997-1999, Menteri Penerangan RI 1983-1997," ujar Nurul.
Nurul juga menyebut Harmoko sebagai seorang yang rendah hati dan berwawasan luas karena latar belakang kewartawanannya.
"Dan sangat memegang teguh budaya Jawanya. Semoga almarhum Husnul Khotimah," ujar Nurul.
Guru dan Panutan
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai Harmoko adalah guru bagi banyak kader Golkar.
Menurutnya, perjalanan hidup Harmoko luar biasa, pernah Menjadi Menteri Penerangan era Orde Baru dan pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan B.J Habibie.
"Harmoko adalah politikus senior, guru sekaligus panutan banyak kader Partai Golkar. Jujur kami semua merasa kehilangan," ujarnya.
Jejak Karier Harmoko:
Wartawan dan Kartunis Harian Merdeka (1960)
Wartawan Harian Angkatan Bersenjata (1964)
Wartawan Harian API (1965)
Pemred Harian Merdiko (1965)
Pendiri Harian Pos Kota (1970)
Pemimpin dan Penanggung Jawab Harian Mimbar Kita (1966-1968)
Menteri Penerangan Indonesia (1983-1997)
Ketua Umum Golkar (1993-1998)
Ketua DPR RI (1997-1999)
Ketua MPR RI (1997-1999)
Laporan: Garudea Prabawati/Chaerul Umam/Willy Widianto/Tribun Manado