Indonesia Jadi Negara Berpendapatan Menengah Bawah, Pengamat : Tak Mengejutkan
Di tahun sebelumnya, Indonesia telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah tinggi.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Dunia atau World Bank melaporkan Indonesia kembali masuk dalam negara lower middle income alias negara dengan penghasilan menengah ke bawah.
Dalam laporan Bank Dunia berjudul World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022 itu, assessment Bank Dunia terkini menyatakan GNI per kapita Indonesia tahun 2020 turun menjadi 3.870 dolar AS.
Padahal, di tahun sebelumnya, Indonesia telah masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah tinggi.
Artinya, Indonesia hanya mampu mempertahankan posisi sebagai negara berpendapatan menengah tinggi dalam waktu satu tahun.
Menurut mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli, penurunan kelas Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah bawah sangat wajar saat pandemi ini.
Baca juga: Melemah, Rupiah Berada di Level Rp 14.525 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank
"Sangat relevan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribun, Kamis (8/7).
Di sisi lain, dia mengaku pesimistis ada sosok di pemerintahan yang mampu kembali mengangkat derajat Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas.
"Tanya sama yang biasa ngomong ece-ece, tanpa simulasi," pungkasnya.
Adapun sebenarnya, Indonesia sempat masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income country di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Indonesia masuk kategori itu dengan pendapatan per kapita mencapai 4.050 dolar AS di 2019, sedikit di atas ambang batas minimal yakni 4.046 per dolar AS.
Baca juga: Pemerintah Klaim 5 Juta Orang Selamat dari Kemiskinan Saat Pendapatan Per Kapita Turun
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, turunnya peringkat Indonesia masuk ke negara lower middle income tidak mengagetkan.
“Karena (GNI Indonesia) memang belum pernah naik tinggi.
Kita masuk high middle income itu di batas paling bawah yang sangat mudah jatuh lagi ke lower middle income,” ucap Piter.
Piter menilai wajar saja GNI Indonesia menurun karena Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Produk/GDP) Indonesia juga mengalami penurunan, sedangkan di sisi lain jumlah penduduk terus mengalami peningkatan.