Kisah Relawan Bangun Akses Jalan Bagi Warga Pelosok Lewat Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung
Menginisiasi relawan Vertical Rescue Indonesia membuat program bertajuk Ekspedisi 1.000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia.
Editor: Adi Suhendi
Adapun dana pembangunan jembatan ini merupakan partisipasi dari banyak pihak, tentunya tak menggunakan anggaran dari pemerintah.
Sedangkan untuk pembangunan jembatan gantung tersebut paling cepat 5 hari dan paling lama 15 hari tergantung tingkat kesulitan dan kontur medan yang ada di daerah tersebut.
"Dalam 4-5 tahun ini kita membangun 128 jembatan, tapi dilihat dari kebutuhan masyarakat terkait jembatan ini luar biasa. Artinya kita butuh percepatan. Jadi dalam 4-5 tahun ini kita membangun 128 jembatan, tapi ke depan harus melakukan percepatan seperti apa percepatannya kita melakukan sosialisasi dan pelatihan-pelatihan bagaimana membuat jembatan versi vertical rescue," jelasnya.
Bayaran Termahal
Dalam tayangan chanel Youtube TNI AD lainnya, diperlihatkan bagaimana relawan Vertical Rescue Indonesia membangun jembatan gantung yang menghubungkan Gunung Kaler, Tangerang dengan Desa Carenang, Kabupaten Serang, Banten.
Jembatan gantung tersebut terbentang melintasi Sungai Ciduriat.
Awalnya masyarakat di dua desa tersebut biasa menggunakan perahu eret untuk mobilitas mereka melakukan aktivitas ekonomi.
"Pada saat belum ada jembatan gantung itu masyarakat kalau panen hasil panennya dimasukan ke perahu eretan menuju ke Gunung Kaler. Apalagi pada saat banjir waduh betul-betul kalang kabut," kata Dandim 0602/ Serang Kolonel Inf Soehardono dilansir dari chanel Youtube TNI AD.
Tetapi setelah terbangunnya jembatan gantung, kini masyarakat bisa membawa hasil buminya kapan saja sengan menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Pimpin Rapat Penanganan Covid-19 dengan Forkopimda Kabupaten Sleman
"Insyaalah jembatan gantung ini selesai maka dia bisa membawa hasil buminya dari Carenang menuju Gunung Kaler dibawa ke tangerang pakai sepeda motor bisa, karena kapasitas kemampuan jembatan gantung bisa menggunakan sepeda motor dan diisi hasil panen yang ada di desa Carenang," ujarnya.
"Waktu betul-betul menghemat, biaya juga hemat dan mobilitas bisa berjalan baik. Itu yang betul-betul dinikmati oleh rakyat di Carenang maupun Gunung Kaler," lanjut dia.
Relawan Vertical Recue Indonesia Lukmanul Hakim mengatakan biasa saat proses pembuatan jembatan gantung pihaknya biasanya menginap di tenda.
Hal tersebut dilakukan agar pihaknya senantiasa dekat dengan lokasi pembangunan jembatan gantung.
"Jadi kita menginap di tenda. Membuat teda. Jadi Alhamdulillah kalau misalnya 7 hari, ya tidur 7 hari di tenda," ujarnya.
Baca juga: Dua Nama di Bursa Calon Panglima TNI: Selain Rekam Jejak Baik, ELSAM Minta Komitmen Perlindungan HAM