Profil Maradaman Harahap, Penerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Jokowi
Berikut profil Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H., penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya oleh Presiden Joko Widodo, Kamis 12/08/2021
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H., penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/08/2021).
Penganugerahan tanda kehormatan ini diberikan kepada 335 penerima atas jasanya dalam penanganan pandemi Covid-19 yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Kategori tanda kehormatan tersebut terbagi menjadi kategori tanda kehormatan Bintang Mahaputera, Bintang Budaya Parama Dharma, dan Bintang Jasa.
Mengutip komisiyudisial.go.id, Kamis (12/8/2021), berikut profil Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H., penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya:
Pemilik nama lengkap Drs. H. Maradaman Harahap, S.H., M.H. merupakan Anggota Komisi Yudisial RI.
Maradaman dikabarkan konsisten pengabdiankan diri kepada negara hingga kurang lebih 39 tahun lamanya.
Baca juga: PROFIL I Gede Ardika, Eks Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Penerima Bintang Mahaputera Adipradana
Baca juga: Jokowi Kukuhkan 68 Anggota Paskibraka 2021, Berikut Daftar Namanya Termasuk 8 Calon Komandan Upacara
Pria kelahiran Tapanuli, 5 Juli 1948 ini diketahui kini juga menjabat sebagai Ketua Bidang Rekrutmen Hakim.
Sebelum akhirnya memutuskan menjadi hakim, ia sempat menjadi guru agama di awal kariernya.
Pada tahun 1975, Maradaman lulus dari Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta Jurusan Qodlo/Peradilan.
Setahun setelah itu, tahun 1976, ia akhirnya diangkat menjadi hakim di Pengadilan Agama Jakarta Barat.
Karier hakimnya semakin menanjak dengan menjabat beberapa posisi, seperti di antaranya ia pernah menjabat sebagai Ketua PA Lahat periode 1995 sampai 1998.
Maradaman juga pernah mengetuai PA Palembang dari tahun 1998 sampai tahun 2002.
Meneruskan tugasnya dari Palembang, ia lantas dipercaya untuk menjadi Ketua PA di Jakarta, yakni periode 2002-2004.
Baca juga: Gappri Surati Jokowi Minta Tidak Naikan Cukai Tahun Depan, Industri Tembakau Sudah Babak Belur
Mulai tahun 2004, ia menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jakarta hingga tahun 2006.