RI Diminta Kritisi Manfaat dan Risiko Latgab TNI AD-US Army, Tanggapan Komisi I DPR dan Pengamat
Latihan gabungan dengan nama Garuda Shield berlangsung selama dua pekan mulai 1 sampai 14 Agustus di 3 lokasi berbeda.
Penulis: Choirul Arifin
Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat, latihan bersama TNI AD dan US Army dengan nama Garuda Shield tidak menciderai kebijakan luar negeri bebas aktif.
“Bagi Indonesia yang menjalankan politik luar negeri bebas aktif tentu latihan bersama tidak dapat dimaknai seolah Indonesia lebih mendekat dengan Amerika Serikat (AS) dibanding negara lain, utamanya China,” ujar Hikmahanto kepada Tribunnews.com, Jumat (6/8/2021).
Belakangan, AS dan China terlibat persaingan untuk mendapatkan dominasi di berbagai belahan dunia, namun lebih intensif di Laut China Selatan.
Bagi AS dan China, Indonesia menjadi negara kunci untuk diperebutkan karena nilai strategis dalam banyak aspek.
Dalam posisi demikian, Hikmahanto berpendapat Indonesia mendapat banyak tawaran yang datangnya dari kedua negara yang memperebutkannya, mulai dari hutang luar negeri, pemberian vaksin gratis hingga latihan bersama antar militer.
Tawaran ini diharapkan Indonesia lebih condong ke salah satu pihak.
Bagi Indonesia tentu tawaran-tawaran yang diberikan tidak perlu ditolak, justru harus diterima dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan nasional.
“Politik luar negeri bebas aktif harus dimaknai sebagai Indonesia berteman dengan semua negara dan menerima berbagai tawaran dari negara manapun sepanjang tidak menciderai kepentingan Indonesia. Politik luar negeri Indonesia harus mengabdi pada kepentingan nasional,” ujarnya.
Laporan Reporter Tribunnews: Chaerul Umam/Srihandi Malau/*