Migrasi Siaran TV Digital Lebarkan Peluang Bisnis Penyiaran, Industri Dituntut 'Perang' Kreativitas
Migrasi siaran TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) di Indonesia membuka peluang bagi industri penyiaran dan kreatif.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
“Kalau saat ini kita harus punya infrastruktur sendiri, kita harus menyiapkan karyawan kita di infrastruktur kita, mulai dari tower, antena segala macem, nantinya kita cukup menyewa,” ungkap Syafril.
“Penghematan lain tentunya listrik, kita tidak perlu lagi menghidupkan infrastruktur tadi, seperti tower dan lain-lain,” sambungnya.
Baca juga: Transformasi Digital Jadi Keharusan di Era Pandemi
Internet Jadi Lebih Cepat
Sementara itu di sisi lain, dari migrasi TV analog ke digital bermanfaat bagi semakin cepatnya layanan internet di Indonesia yang berdampak baik untuk industri kreatif.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemkominfo, Ahmad M Ramli, dalam Webinar Sosialisasi Migrasi TV Analog ke Digital di Kalimantan Timur, 22 Juli 2021 lalu.
Apabila ASO ini bisa berlangsung sesuai rencana di tahun 2022, Ramli menyebut masyarakat akan mendapat manfaat yang jauh lebih besar untuk broadband atau jangkauan internet.
"Karena apa? Salah satu hambatan untuk internet cepat adalah ketiadaan frekuensi," ungkap Ramli dikutip dari tayangan kanal YouTube Kemkominfo TV.
"Karena frekuensinya (saat ini) dipakai dengan sangat boros oleh penyiaran TV analog, sehingga kalau siaran analog ini beralih ke digital, akan dihemat sejumlah frekuensi yang dinamakan digital dividend, dan bisa digunakan untuk kepentingan internet kita," jelas Ramli.
Baca juga: Ramah Keluarga, Ada Fitur EPG di Siaran TV Digital
Sehingga, ungkap Ramli, migrasi TV analog ke digital memberi dampak positif bagi internet di Indonesia.
"Jadi salah satu yang akan berdampak untuk masyarakat, adalah internet cepat dan pemerataan internet itu sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ramli menyebut pemerintah melakukan dua hal sekaligus.
Yaitu migrasi siaran TV analog ke digital dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi.
"Jadi daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), akan mendapatkan prioritas untuk dibangunkan BTS-BTS (Base Transceiver Station) baru mulai tahun ini dan tahun depan," ungkap Ramli.
"Kalau ini ditambah lagi dengan digital dividend, otomatis ini akan membantu dan masyarakat akan mendapat layanan internet lebih banyak lagi," sambungnya.