Terapkan Teaching Factory, SMKN 1 Surakarta dan SMKN 1 Pracimantoro Hasilkan Calon Tenaker Bermutu
Pembelajaran teaching factory (Tefa) adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur industri.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA – Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja.
Pemerintah berupaya agar lulusan SMK dapat siap bekerja di dunia kerja atau industri dengan memperkuat kemampuan matematika terapan dan sains terapan, memperkuat kemampuan berwirausaha, memperkuat kemampuan berbahasa nasional dan internasional, memperkuat kemampuan dasar TIK dan melaksanakan teaching factory.
Secara konseptual, pembelajaran teaching factory (Tefa) adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti di industri.
Pelaksanaan Tefa menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Baca juga: Kemenaker Terunkan Tim Pengawas K3 Respons Kejadian Kecelakaan Mall Margo City
Baca juga: Kemendikbudristek: Pelatihan TIK Dibutuhkan untuk Tingkatkan Kompetensi Digital Siswa SMK
Salah satu sekolah yang menerapkan model pembelajaran Tefa yaitu SMKN 1 Pracimantoro yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Pelaksanaan Tefa dilakukan pada kelas XI Perhotelan dengan menggunakan sistem blok, sistem ini memungkinkan pelaksanaan praktik pembelajaran mendapatkan porsi waktu penuh.
Kompetensi yang dibidik pada bidang perhotelan antara lain room service, front office, housekeeping dan laundry.
Uji pelaksanaan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa menjadi lulusan siap kerja dengan membawa soft skill maupun hard skill yang sudah terasah di sekolah.
Selain itu, terdapat project base learning dimana melibatkan berbagai industri dan guru tamu dengan ketentuan 50 jam/semeseter dan terdapat pelatihan magang bagi guru agar nantinya para guru dapat mengajarkan kembali apa yang sudah dilakukan kepada para siswa.
“Dengan diaplikasikannya teaching factory diharapkan siswa dapat menjadi lulusan yang berkompeten dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA), memiliki kompetensi yang andal, soft skill dan hard skill yang terus berkembang serta jiwa yang terus berjuang,” ujar Putra Jaya, Kepala SMKN 1 Pracimantoro.
Keberadaan SMK diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan kewirausahaan atau bekerja di dunia usaha dan dunia industri.
SMKN 1 Surakarta berupaya untuk melaksanakan model pembelajaran Tefa yang bertujuan untuk para siswa dapat belajar dan menguasai keahlian dan keterampilan sesuai dengan kompetensinya masing-masing yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standard kerja industri sesungguhnya.
SMKN 1 Surakarta mempunyai 4 (empat) kompetensi keahliaN.
Pertama Kompetensi Keahlian Multimedia, lalu kedua Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran.