Siapa Sosok Jubir Presiden Pengganti Fadjroel? Ini Usul Pengamat, Fahri Hamzah & Penjelasan Istana
Jabatan Juru Bicara (Jubir) Presiden Jokowi kosong setelah Fadjroel Rachman dipercaya jadi Duta Besar untuk Negara Kazakhstan.
Editor: Hasanudin Aco
Fahri beralasan, juru bicara presiden seharusnya memiliki akses kepada rapat kabinet yang diikuti oleh para menteri.
"Menurut saya harus diperkuat ya, jadi malah saya mengharapkan menseskab yang merangkap jubir itu, karena seharusnya juru bicara itu harus punya akses kepada rapat kabinet," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/10/2021).
Berdasarkan informasi yang ia ketahui, selama ini juru bicara presiden tidak memiliki akses ke rapat kabinet sehingga mereka mesti mencari berita di internet sebelum disampaikan ke muka publik.
"Yang selama ini saya tahu, ini jubir-jubirnya enggak ada yang punya akses ke rapat kabinet. Terus dia nyari-nyari berita sendiri di internet, terus dia baru ngomong, gitu loh, enggak boleh," kata Fahri.
Mantan wakil ketua DPR itu menegaskan, juru bicara harus memiliki akses ke rapat kabinet.
Ia mencontohkan, juru bicara presiden di Amerika Serikat kedudukannya setara dengan menteri dan diberi titel press secretary.
Di samping itu, Fahri juga meminta agar Presiden Joko Widodo tidak asal-asalan dalam memilih juru bicara agar presiden terbantu dengan keberadaan juru bicara dalam menyosialisasikan program pemerintah.
"Jadi harusnya begitu, ya juga jangan taruh figur yang ecek-ecek juga, jadi harus betul-betul solid, supaya Presiden terbantu di dalam menyosialisasikan ide-ide pemerintah," kata Fahri.
Penjelasan PPP
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani berpendapat, Presiden Joko Widodo perlu memiliki juru bicara dengan kapasitas atau kemampuan yang baik.
Hal ini disampaikan Arsul dalam merespons kekosongan posisi juru bicara presiden setelah Fadjroel Rachman dilantik sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan.
"Jadi memang jubirnya itu jubir yang memang jagoan berkomunikasi, bukan jagoan miskomunikasi," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/10/2021).
Arsul menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang mesti jadi pertimbangan dalam memilih juru bicara presiden.
Pertama, juru bicara harus memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik. Kedua, sang juru bicara, adalah orang yang mempunyai kemampuan koordinasi yang tinggi dengan jajaran pemerintahan lainnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.