Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Minta Tarif Test PCR Turun Rp 300 Ribu, Politisi PKS : Kalau Bisa Gratis

Presiden Joko Widodo meminta harga tes Polymerase Chain Reaction(PCR) diturunkan lagi menjadi Rp 300 ribu dari sebelumnya Rp 450 ribu

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jokowi Minta Tarif Test PCR Turun Rp 300 Ribu, Politisi PKS : Kalau Bisa Gratis
Warta Kota
Tukang bakso yang melayani pasien isolasi mandiri harus menjalani tes PCR pada Rabu (28/7/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta harga tes PCR sebesar Rp 150 ribu.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, harga Rp 150 ribu itu sudah menguntungkan para pelaku usaha di sektor tersebut.

Apalagi saat ini biaya reagen telah turun seiring kemajuan teknologi.

"Harga Rp 150 ribu itu sudah untung mereka, prosesnya kan sekarang sudah cepat. Di India saja, harga PCR Rp 97 ribu," papar Hariyadi, Selasa (26/10/2021).

Menurutnya, harga tersebut juga harus berlaku untuk semua hasil, baik itu satu hari atau dalam hitungan jam karena ongkos produksinya sama saja.

"Harga tidak perlu dibedakan, itu mereka hanya jalankan trik dagang saja," ucap Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Apindo.

Seperti diketahui Presiden Joko Widodo meminta harga tes Polymerase Chain Reaction(PCR) diturunkan lagi menjadi Rp 300 ribu dari sebelumnya Rp 450 ribu.

Berita Rekomendasi

Harga tersebut dinilai sudah paling murah dan pemerintah tidak akan memberikan subsidi lagi.

Baca juga: Menkes Tolak Beri Subsidi, Sebut Harga PCR Rp300 Ribu Sudah Murah

Sementara anggota Komisi IX DPR Alifudin menyebut pengusaha Lab tes PCR sudah meraup untung besar sejak pandemi Covid 19 ada di Indonesia.

"Karena pandemi Covid-19 ini tentang kemanusiaan, baiknya semua yang ingin PCR bisa mendapat harga lebih murah lagi, atau kalau bisa gratis," kata Alifudin.

"Harga Rp300 ribu ini sama seperti usulan Gubernur Kalbar dan Kemenkes di bulan Agustus lalu, seharusnya Presiden bisa lebih murah lagi, misal menurunkan harga PCR menjadi 75 ribu seperti antigen," sambung Alifudin.

Politisi PKS itu juga meminta ketegasan pemerintah jika ada lab atau pengusaha PCR yang mematok harga mahal, dengan diberi sanksi tegas dan juga jangka waktu keluarnya hasil harus disamakan alias tidak ada kelas ekonomi, ekspres, atau yang lain.

"Kami berharap, setelah reses akan meminta pimpinan Komisi IX untuk memanggil pihak terkait, bahwa pandemi Covid-19 ini tidak dijadikan ladang bisnis pihak tertentu," katanya.

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menilai harga tes PCR sebesar Rp 300 ribu, sudah masuk akal dibanding sebelumnya sekitar Rp 495 ribu.

"Menurut saya masih masuk akal harga Rp 300 ribu bagi penumpang pesawat," kata Ketua Umum GIPI Didin Junaedy.

Baca juga: Ketua DPR: Tarif Tes PCR Jangan Lebih Mahal dari Harga Tiket Transportasi Publik

Menurutnya, pemberlakukan tes PCR bagi penumpang pesawat, merupakan upaya bersama dari semua pihak memutus penyebaran virus Covid-19 yang saat ini belum terkendali.

"Jadi kita harus melihat ini upaya pemerintah memutus mata rantai Covid-19. Kalau dilepas (tanpa PCR saat ini) bisa macam-macam nanti, meski kami inginnya gratis PCR," tutur Didin.

Didin berkenyakinan ke depannya, kewajiban tes PCR untuk penumpang pesawat tidak menjadi syarat lagi, setelah pandemi Covid-19 benar-benar bisa dikendalikan. "

Sekarang usaha berjenjang dari pemerintah, seperti dulu masuk mal usia di bawah 12 tahun belum boleh masuk dan sekarang diperbolehkan," tuturnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10/2021) mengatakan, harga PCR yang diminta Bapak Presiden kemarin itu sudah paling murah di seluruh dunia.," kata 

Pemerintah tidak berencana mensubsidi tes PCR agar bisa mencapai harga terendah.

"Apalagi harga PCR sudah diturunkan dan sudah cukup murah," ujarnya.

"Kalau diturunkan menjadi Rp 300 ribu, itu mungkin Indonesia masuk 10 persen kuartal yang paling murah dibanding harga PCR airport di dunia," tambah Menkes.

Ia mengatakan kondisi Indonesia sulit untuk mencapai harga terendah harga tes PCR.

Menkes Budi menyebut contohnya negara India yang mematok harga PCR hanya Rp160 ribu tetapi karena mereka mampu memproduksi di dalam negeri.

"India negara yang paling murah untuk semuanya. Gitu ya selain China.

Skala ekonomi negara India juga tercapai karena jumlah populasinya mencapai 2 billion," kata Budi.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti instruksi dari Presiden Jokowi mengenai harga tes PCR tersebut.

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 dan menghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama antara RS Premier Bintaro dengan Perhimpunan Kedokteran Wisata Kesehatan Indonesia (Perkedwi) mengenai Health Tourism, Minggu (10/10/2021).
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat meninjau kegiatan vaksinasi Covid-19 dan menghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama antara RS Premier Bintaro dengan Perhimpunan Kedokteran Wisata Kesehatan Indonesia (Perkedwi) mengenai Health Tourism, Minggu (10/10/2021). (IST)

Namun kata Wamenkes angka Rp 300 ribu memang sudah paling masuk akal.

"Jadi dari kerangka tersebut maka setelah dihitung-hitung, kelihatannya angka 300 ribu itu menjadi angka yang mungkin masuk akal dan riil untuk dilaksanakan," ujar Dante.

Dante menjelaskan, untuk dapat menurunkan harga tes PCR maka harga reagen, sebagai komponen tes PCR termahal harus ditekan, lantaran pengadaan Reagen harus diimpor.

"Kita sudah melakukan persiapan antara lain melakukan pemodalan untuk menyederhanakan harga reagen yang masuk itu yang paling penting.

Karena itu adalah komponen terbesar dari seluruh pembiayaan dalam tes PCR," jelas Dante.

Keinginan Presiden Jokowi terkait nominal harga tes PCR dipatok 300 ribu bukanlah tanpa alasan.

Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan persiapan sebelum menerbitkan aturan baru terkait harga tes PCR.

Baca juga: Pengusaha: Pemerintah Harus Kucurkan Subsidi untuk Tarif PCR

"Jadi melakukan penurunan pada harga Reagen yang masuk itu menjadi model yang akan segera kami tindak lanjuti sehingga harga tes pcr menjadi di bawah atau menjadi Rp 300 ribu tersebut yang sekarang masih 499 ribu," ujarnya.

Dante berharap dengan penurunan harga tes PCR ini maka testing akan menjangkau masyarakat yang lebih luas.

"Kenapa ini penting? Karena untuk melakukan identifikasi Covid-19 untuk mencegah terjadinya gelombang-gelombang berikutnya adalah melakukan testing yang tepat.

Dan testing ini dapat dilakukan oleh masyarakat secara luas apabila harganya terjangkau, dan apa yang disampaikan oleh bapak presiden kami tindak lanjuti secara teknis," kata Dante. (Tribun Network/nas/rin/sen/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas