Sumpah Pemuda Sebagai Momen Menyegarkan Komitmen Kebangsaan
Rektor Universitas Jakarta (UNIJA), Shafiria Sada Manaf, menekankan perlunya menyegarkan komitmen kebangsaan di tengah era disrupsi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Jakarta (UNIJA), Shafiria Sada Manaf, menekankan perlunya menyegarkan komitmen kebangsaan di tengah era disrupsi.
Hal itu disampaikannya dalam Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober.
“Di era disrupsi dunia tidak pernah lagi terlihat sama. Batas-batas interaksi antarbangsa, negara, dan bahasa terurai oleh teknologi informasi,” kata Shafiria, dalam keterangannya, Kamis (28/10/2021).
Ia melihat bahwa teknologi informasi khususnya sosial media sangat membantu dalam berinteraksi dengan negara luar.
Namun demikian, dia mengingatkan bahwa dalam interaksi yang terjadi bukan hanya pertukaran informasi tetapi juga kultur.
“Satu sisi ini sebuah peluang, sebab para pendiri teknologi tersebut adalah kaum muda. Tapi juga menjadi tantangan, karena menembus batas kadang berdampak pada krisis identitas,” ujarnya.
Baca juga: Isi Sumpah Pemuda dan Maknanya, Dilengkapi Arti Tema dan Filosofi Logo Hari Sumpah Pemuda ke-93
Pendidik asli Betawi ini tidak mempersoalkan jika kaum muda senang dengan budaya luar, sebab itu justru berdampak positif bagi pengayaan pemahaman budaya Indonesia.
Yang menjadi masalah adalah ketika hal tersebut memudarkan komitmen kebangsaan seperti yang ada pada Sumpah Pemuda.
“Oleh karena itu, manfaatkan momen Sumpah Pemuda tahun ini untuk menyegarkan kembali komitmen kita. Komitmen untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tanah air Indonesia,” pungkasnya.