Peran Teknologi Saat Pandemi Covid-19 Wujudkan Reformasi Digital di Indonesia
Kemampuan literasi digital penting dimiliki masyarakat dalam menghadapi era disrupsi teknologi.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunneews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemampuan literasi digital penting dimiliki masyarakat dalam menghadapi era disrupsi teknologi.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan, untuk menghadapi hal tersebut, semua harus mempercepat kerja sama dalam mewujudkan agenda reformasi digital di Indonesia.
"Salah satu pilar tertinggi untuk mendukung transformasi digital menciptakan masyarakat digital dimana tingkat kemampuan literasi digital memiliki peranan yang sangat penting," ungkap Samuel dalam webinar Literasi Digital Desa Digital, dengan tema 'Pembelajaran Online: Tantangan dan Tren Pembelajaran Era Pandemi' yang digelar Ditjen Aptika Kominfo dalam keterangan yang diterima, Jumat (29/10/2021)
Anggota Komisi I DPR RI, Syarifuddin Hasan, mengapresiasi Kementerian Komunikasi dan Informasi selalu memberikan program-program tentang literasi teknologi guna meningkatkan ekonomi bagi generasi muda Indonesia.
Ia mengajak generasi muda untuk manfaatkan berbagai peluang agar bisa menatap masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Dorong Percepatan Digitalisasi Melalui Anugerah Inovasi Madrasah di Jawa Timur
"Bagaimana anda menatap dan memanfaatkan opportunity yang ada dihadapan anda semuanya. Untuk itu sebagai generasi muda tetap kreatif, inovatif dan berkarya dan memanfaatkan opportunity yang ada memanfaatkan infrastruktur yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah, gunakan sebaik mungkin," ujarnya.
Sementara itu, dalam pemaparan tema, akademisi Jalaluddin mengatakan, sebelum masa pandemi Covid-19, dilakukan pembelajaran aktif.
Penerapanya memiliki karakteristik di antaranya mendorong anak untuk berfikir tingkat tinggi, pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda, serta pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah antara siswa dan guru.
Baca juga: Dorong Percepatan Digitalisasi Melalui Anugerah Inovasi Madrasah di Jawa Timur
"Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, dan guru memantau proses belajar anak. Guru juga memberikan umpan baik terhadap hasil kerja anak," ungkapnya.
Menurutnya, saat pandemi datang, model pembelajaran tersebut sangat terganggu dan sulit dilakukan antara guru-siswa atau dosen-mahasiswa.
"Ini yang menjadi kendala dan tantangan bagi kita semua. Banyak peserta didik yang justru menjadi stres akan adanya pembelajaran di masa pandemi ini," ujarnya.
Jalaluddin mengatakan, belajar secara daring tidak begitu efektif.
Baca juga: Pertamina Raih Rekor MURI Pemberdayaan UMKM Wanita Terbanyak Melalui Toko Digital
Untuk itu, guru dituntut melakukan inovasi dalam mendesain media pembelajaran yang relevan.
Seorang guru harus memiliki kecerdasan dan inovasi yang senantiasa dilakukan dalam memaksimalkan proses pembelajaran daring tetap berjalan.
Dalam kondisi tersebut, diharapkan pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring.
Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus pembelajaran berbasis daring bagi siswa.
Sekolah-sekolah juga perlu melakukan bimbingan teknis online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orang tua serta siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.
"Satu hal yang mungkin harus ditegaskan bahwa, situasi pandemi yang melanda tidak bisa dihindari dan kita harus mampu menyesuaikan diri. Persoalan dari permasalahan yang tadi dijelaskan menjadi hal yang wajar, namun harus mulai dibenahi, baik oleh pemerintah, pendidik, guru, siswa atau peserta terlibat. Menjadi tugas orang tua, siswa, dan kita bersama, mulai dari pemerintah, politik, siswa dan lain sebagainya," ujarnya.