Varian B.1.1.529 atau Omicron Sudah Menyebar Lintas Benua, Berikut Negara Sebarannya
Selain di beberapa negara Afrika, varian ini juga dilaporkan sudah berada di Belgia, Eropa dan Hongkong di Asia sehingga sudah masuk lintas benua.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Varian B.1.1.529 atau Omicron asal Afrika dalam kategori kewaspadaan tertinggi, yaitu variant of concern (VOC).
Keputusan ini telah dikeluarkan oleh WHO's Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE).
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama, Sejauh ini, ada tiga hal yang dikhawatirkan dari varian ini.
Baca juga: Varian Omicron Asal Afrika Selatan Dianggap Cukup Mengkhawatirkan, Berikut Tanggapan Pemerintah
Baca juga: WHO Umumkan Kemunculan Varian Baru B.1.1.529 atau Omicron Asal Afrika Selatan, Sebut Lebih Menular
Pertama, penyebaran yang cepat dan sudah terjadi di Afrika.
Kedua adanya kemungkinan infeksi ulang.
Dan ketiga, serangan pada sistem imun.
Selain di beberapa negara Afrika, varian ini juga dilaporkan sudah berada di Belgia di Eropa dan Hongkong di Asia.
Sehingga sudah melintasi benua di dunia.
Baca juga: Bertambah, kini Australia juga batasi perjalanan dari sembilan negara Afrika selatan
Beberapa negara di dunia kini telah membuat aturan pengetatan dalam berbagai bentuk.
Di antaranya Inggris, Uni Eropa, Singapura, Jepang, Malaysia, Filipina, Israel, Turki, Mesir, Dubai, Saudi Arabia, Bahrain, Jordan, Amerika Serikat dan Kanada.
Menurut Tjandra, ada tujuh hal yang baiknya dilakukan Indonesia untuk antisipasi varian baru ini.
Pertama, menata ulang aturan masuknya pengunjung dari negara terjangkit.
Melakukan pengecekan secara rinci terkait riwayat perjalanan.
Lalu memberlakukan karantina dengan lebih ketat dan juga meningkatkan jumlah pemeriksaan WGS pada pendatang.
Kedua, meningkatkan WGS di dalam negeri pada umumnya.
Ketiga mewaspadai adanya kemungkinan kluster kasus diberbagai kabupaten dan kota.
"Artinya surveilans berbasis laboratorium harus amat ditingkatkan. Meningkatkan jumlah test agar semua kabupaten dan kota melakukan test sesuai jumlah minimal WHO, jangan hanya angka nasional," ungkap Tjandra pada keterangan resmi, Sabtu (27/11/2021).
Baca juga: Inggris Waspadai Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan
Keempat, melakukan telusur pada semua kontak dari seorang kasus.
Kelima, meningkatkan vaksinasi Covid-19 agar 55% rakyat Indonesia yang belum mendapat dosis lengkap segera mendapatkannya.
"Terutama pada lansia. Dalam hal ini perlu dicari mekanisme terbaik agar laju vaksinasi yang diberitakan menurun dapat meningkat dengan nyata," katanya lagi.
Tjandra pun menekankan untuk selalu mengikuti perkembangan ilmiah yang ada.
Perubahan dapat berubah secara cepat. Karenanya semua keputusan harus berdasar bukti ilmiah.
"Tetaplah ketat menjaga protokol kesehatan, 3M dan 5M, periksakan diri bila ada keluhan dan atau kontak dengan seseorang yang sakit. Apalagi kalau datang dari negara terjangkit. Lalu segera divaksinasi," pungkasnya.