Freedom Institute Nilai Goenawan Mohamad Sosok Inspirasi Bagi Anak Muda
Geonawan Mohamad dianggap sosok yang selalu memberikan inspirasi kepada kalangan muda dalam setiap tulisannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penulis sekaligus kritikus sastra Goenawan Mohamad adalah satu-satunya intelektual Indonesia yang secara konsisten selama 40 tahun menyiram benih-benih kesadaran civic culture kepada generasi terpelajar Indonesia.
Bahkan Geonawan Mohamad dianggap sosok yang selalu memberikan inspirasi kepada kalangan muda dalam setiap tulisannya.
Demikian penilaian sejumlah kalangan dalam acara bedah buku bertajuk “Membicangkan Pembentuk Sejarah: Pilihan Tulisan GM” yang diselenggarakan Freedom Institute di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Dalam acara itu hadir Wakil Presiden ke-11, Profesor Boediono, pengamat politik Fachry Ali, Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte, Budayawan Ayu Utami dan pengamat ekonomi M Chatib Basri.
“Tulisan Mas Gun (Goenawan Mohamad-red) luas sekali dan semua aspek disentuh dengan beliau. Hal itu jarang kita jumpai intelektual yang memandang luas dan saya merasakan sangat mendapatkan pencerahan atas tulisan-tulisan beliau,” kata Boediono.
Baca juga: Kritikus Musik Kim Doheon Puji Lagu Solo Jin BTS Epiphany
Boediono bercerita bahwa dirinya sudah mengenal dekat dengan Goenawan Mohamad sejak 12 tahun lalu.
“Tapi selama 12 tahun atau tahun pertama beliau selalu memberikan inspirasi. Bahkan saat saya diusungkan jadi wapres dan Mas Gun menjadi volunteer mendukung saya sebagai calon wapres waktu itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, buku ini menyajikan sebagian tulisan Goenawan Mohamad tentang sejumlah negarawan, cendekiawan, maupun sastrawan.
Buku berjudul Pembentuk Sejarah Pilihann Tulisan Goenawan Mohamad diterbitkan sebagai bagian dari serangkaian buku yang diluncurkan untuk merayakan 80 tahun Goenawan Mohamad, sekaligus menghimpun tulisan-tulisanya secara tematik.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Freedom Institute, Rizal Mallarangeng mengatakan Goenawan Mohamad adalah penulis yang produktif.
Sampai-sampai Rizal Mallarangeng, dalam epilog buku ini, berani menyandingkannya dengan Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris sekaligus peraih Hadiah Nobel Sastra.
Kata Rizal, Goenawan Mohamad (GM) diperkirakan telah menulis sebanyak 4 juta kata. Sementara itu, Churchill telah menghasilkan 6 juta kata dalam 37 jilid buku.
Namun Churchill menulis di tengah masyarakat yang telah kental dengan sejarah intelektual dan kesusastraan.
“Sementara GM sangat berbeda. Dia tumbuh dalam masyarakat yang masih didominasi tradisi lisan. Saya tidak tahu kapan capaian seperti ini bisa didekati oleh penulis lain di negeri kita,” ujar Rizal.